BANDUNG, FOKUSJabar.id : Indonesia Strategic Institute (Instrat) kembali melakukan survei untuk mengetahui persepsi warga Jawa Barat jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 Juni 2018.
Hasil survei keemapt menunjukan bahwa pemilih Pasangan Calon (Paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Jabar No2 T.B. Hasanudin-Anton Charliyan (Hasanah) dan No3 Sudrajat-Syaikhu tidak solid.
“ Peta kekuatan Paslon pada Pilkada belum tentu berbanding lurus dengan kekuatan Parpol pilihan publik yang menjadi partai pengusung,” tulis Instrat, Minggu (13/5/2018).
Instrat menjelaskan, survei dilakukan dengan cara pengumpulan data berbasis wawancara terstruktur face-to-face ke responden dengan usia minimal 17 tahun atau sudah menikah (jika kurang 17 tahun).
Rentang pengambilan data dilakukan selama empat hari pada 3-6 Mei 2018. Multistage random sampling meliputi 422 Desa/Kelurahan dari 333 Kecamatan di 27 Kabupaten/Kota di Jabar. Jumlah responden sebanyak 1.800 orang dengan margin of Error sebesar +-2,31 persen.
Publik pemilih PDI-P hanya 9,3 persen yang akan memberikan suaranya kepada Hasanah. Justru suara pemilih PDI-P terbanyak untuk Paslon No4 Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2DM) sebesar 42,9 persen.
Lalu, publik pemilih PDI-P cenderung memberikan dukungannya kepada Paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) sebanyak 21,4 persen dan 5,5 persennya ke Asyik serta belum memberikan pilihan 20,9 persen.
Begitu juga dengan publik pemilih Partai Gerindra, memilih Paslon 2DM sebesar 34,4 persen, 21,4 persen ke Rindu, dan hanya 11,6 persen yang memilih Asyik, 13 persen masih ragu-ragu.
Hasil sedikit berbeda tampak pada para pemilih PKS (30,7 persen) dan PBB (33,3 persen) yang memilih Paslon Asyik sepertinya hanya terkonsentrasi pada para kader kedua parpol tersebut.
Kendati demikian, tetap saja porsi suara terbesar publik yang memilih kedua parpol itu (PKS 33,7 persen dan PBB 66,7 persen) justru berpihak pada 2DM.
(Ibenk/Bam’s)