Baik elektanilitas maupun popularitas, pasangan Deddy-Dedi unggul dari tiga pasangan lainnya.
“Jika hasil sebelumnya elektabilitas terringgi milik Ridwan Kamil, sekarang Instrat menempatkan Deddy-Dedi, ” kata Analis Inatrat Aidratunaim di Bandung, Rabu (9/5/2018).
Untuk elektabilitas, Deddy-Dedi menempati 40,5 persen disusul Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum 29 persen, kemudian Sudrajat-Ahmad Syaikhu 7,7 persen dan pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan 4,7 persen.
Untuk diketahui, Instrat melakukan survei dengan jumlah responden sebanyak 1800 di seluruh kabupaten kota dengan margin eror 2,31 persen.
“Survei ini dilakukan untuk mengetahui peta politik terkini setelah tiga bulan masa kampanye Pilgub Jabar. Jika sebelumnya elektabilitas masih dipegang Rindu, namun dengan jumlah responden yang belum memilih hampir 45,2 persen, sekarang 17,8 persen,” kata dia.
Menurut dia, hasil survei ini membuktikan bahwa jumlah pemilih yang sebelumnya dijadikan sample itu belum menentukan pilihan, saat ini melabuhkan pilihan terhadap pasangan nomor urut 4.
Dari sisi popularitas, Cagub Deddy Mizwar masih unggul dengan 90,1 persen, disusul Ridwan Kamil 80,7 persen, kemudian ada Cawagub Dedi Mulyadi 69,1 persen, dan Uu Rhuzanul Ulum 40,7 persen, Ahmad Syaikhu 36 persen, Anton Charliyan 34,9 persen, TB Hasanudin 34,3 persen, dan Sudrajat 31,3 persen.
Kendati begitu, kata Sidrotun, tidak menutup kemungkinan bagi calon lain merebut suara di sisa waktu sebelum pencoblosan atau sekitat satu setengah bulan ke depan. Terlebih pada masyarakat yang belum menentukan pilihan di Pilgub Jabar.
“Ridwan Kamil masih bisa menambah tingkat elektabilitas dan popularitasnya, calon lainnya pun bisa,” kata dia.
Menurut dia, raihan positif yang sementara ini didapat pasangan Deddy-Dedi tidak terlepas dari sosok keduanya.
Dia menilai bahwa keduanya sudah lama ada di masyarakat, sehingga sosok mereka mudah diingat, dan peluang terpilihnya tinggi.
“Selain paslon,mesin partai dari Golkar dan Demokrat terbukti membuahkan tren positif,” tutur dia.
Sebaliknya, dia belum melihat hasil dari kinerja mesin partai dari PKS yang mengusung pasangan Asyik yang di Pilgub sebelumnya menjadi mesin partai paling efektif dalam memenangkan Aher dua periode.
“Jika melihat hasil survei, pasangan Asyik belum menunjukan efektivitas mesin partai pengusungnya, ” pungkas dia.
(LIN)