DEPOK,FOKUSJabar.id: Komunitas dan atlet di Kota Depok mengeluhkan kurangnya perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) terhadap pembinaan dan sarana penyaluran bakat yang mereka miliki. Mereka berharap, Calon Gubernur Jawa Barat Tubagus Hasanuddin (Hasan) bisa menuntaskan persoalan itu.
Salah seorang atlet Karate Depok Muhammad Fakha mengatakan bahwa sejak dirinya berkiprah di dunia karate, Pemda setempat kurang melirik pada bidang yang dia geluti. Padahal, kata dia, sejak 2011 silam,dirinya sudah membawa harum nama Kota Depok di tingkat Nasional.
“Pertama tahun 2012 bawa nama Depok juara Piala Gubernur, SMAN 1 Sukabumi. Saya naik kendaraan umum.Tapi saya hanya dikasih pengganti transportasi Rp100 ribu,” ungkap Fakha saat berdialog bersama Hasan dan berbagai Komunitas di Depok, Selasa (24/4/2018).
Selain itu, terungkap selama ini di Depok ada kurang lebih 20 ribu orang yang berkecimpung di genre musik reggae. Namun, akibat minimnya akses selama ini, belum pernah ada festival musik reggae di Kota Depok.
Menanggapi persoalan tersebut, Hasan teringat masa mudanya suka berolahraga dan ‘momotoran’, tetapi saat itu perhatian pemerintah setempat sangat sedikit.
Terkait musik reggae, Hasan yang berpasangan dengan Anton (Anton Charliyan) siap membuat festival musik yang dipopulerkan oleh Bob Marley tersebut.
“Ini sebuah eksprsesi generasi milenial. Jika mengizinkan jadi gubernur, saya bakal wadahi ini. Reggae perlu ruangan yang bisa diliat, bahkan oleh turis,” ungkap Hasan.
Dia mengaku senang bisa mengetahui permasalahan yang dihadapi generasi milenial Kota Depok. Menurut dia, generasi tersebut perlu tempat mengekspresikan diri.
Jika butuh akses permodalan, kata Hasan, siap memberikan pinjaman dengan bunga yang ringan. Dia menginginkan komunitas tersebut bisa mandiri tanpa harus mencari kerja.
“Saya siap menjembatani semua. Kalau saatnya jadi, Anda harus punya akses ke saya,” ucap Hasan.
Adapun akses yang dimaksud Hasan, yakni melalui program molotot.com. Program itu nantinya sebagai ruang masyarakat untuk menagih janji yang selama ini disampaikan pasangan Hasanah.
“Jadi perlu ada sinergitas, termasuk mengontrol,” ujar Hasan.
Dia menambahkan, atlet yang berprestasi harus mendapatkan beasiswa dan melanjutkan kuliah. Bahkan, bila memungkinkan mereka mendapatkan pekerjaan.
Jangan sampai habis manis sepah dibuang. Atlet lari, bela diri misalnya, bisa ditampung di Polri,” pungkas Hasan.
(LIN)