BANDUNG, FOKUSJabar.id : Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) Jawa Barat mengusulkan tiga nama untuk Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Kabupaten Majalengka. INKINDO sebagai salah satu inisitaor pembangunan BIJB perlu mengajukan nama untuk BIJB.
“Pada tahun 2004 INKINDO Jabar mengemukakan suatu ide agar Jawa Barat memilki bandara internasional didasarkan atas upaya untuk mendongkrak dan mempercepat pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Barat. Pada awalnya, kami melakukan kajian dan pra studi kelayakan termasuk pemilihan lokasi bandara yang didanai swadaya kami. Hasil kajian tersebut kami serahkan kepada pemerintah provinsi Jawa Barat dan langsung direspon positif untuk ditindak lanjuti untuk proses perencanaan dan pembangunan hingga saat ini,” kata Ketua Dewan Pengurus Provinsi (DPP) INKINDO Jawa Barat, Andrian Tejakusuma saat ditemui di sekretariat Inkindo Jabar, komplek Segitiga Mas, Kosambi, Jalan Ahmad Yani Kota Bandung, Senin (9/4/2018).
INKINDO mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat yang telah merealisasikan ide pembangunan BIJB. Saat ini, pembangunan BIJB sendiri telah mencapai tahap penyelesaian dan ditargetkan bisa digunakan pada tahun 2018 ini.
Untuk itu, lanjut Andrian, pihaknya ingin memberikan kontribusi kembali untuk bandara yang akan menjadi kebanggan Jawa Barat melalui usulan nama bandara. Beberapa alternatif nama pun disiapkan pihaknya untuk digunakan sebagai nama BIJB yang didasarkan pada beberapa hal.
“Setidaknya ada tiga nama yang kami usulkan untuk menjadi nama dari bandara yang akan menjadi kebanggaan Jabar tersebut. Yakni Bandara Internasional Kertajati, Bandara Internasional BJ Habibie, dan Bandara Internasional Siliwangi,” terangnya.
Ketiga nama tersebut didasarkan pada beberapa alasan. Diantaranya bandara internasional merupakan gerbang keluar masuk orang baik domestik maupun non domestik sehingga nama harus melekat terhadap identitas tempat atau identitas orang yang dengan mudah secara langsung mencirikan tempat secara administratif dan memiliki kedaulatan baik tingkat kabupaten/kota dan/atau Provinsi dan/atau Negara. Lalu bandara internasional pun harus mudah diingat, mudah dalam akronim kata, dan mudah dalam identifikasi serta pengucapan. Dan alasan ketiga yakni bandara internasional setidaknya dapat mewakili keteladanan dan patriotisme bangsa daan negara untuk semangat kemajuan.
Untuk pemilihan usulan nama bandara sendiri, lanjutnya, didasarkan pada berbagai hal. Untuk nama Bandara Internasional Kertajati, diusulkan dengan tujuan untuk mengidentitaskan kedaulatan daerah dan negara karena Kertajati memiliki sejarah tempat yang dapat mewakili budaya Jawa Barat Indonesia. Lalu nama Bandara Internasional BJ Habibie didasarkan atas keteladanan.
“Meski bukan asli orang Jawa Barat, tapi BJ Habibie merupakan tokoh nasional yang dapat mewakili kaum intelektual (pendidikan di Bandung) dan pemimpin bangsa. BJ Habiebie pun dikenal sebagai teknokrat yang memilih Jawa Barat sebagai pusat pengembangan dan produksi pesawat terbang buatan dalam negeri. Nama dan ketokohannya sangat dikenal didalam negeri dan dunia. Tapi khusus untuk nama atas dasar ketokohan ini, kami belum memohon ijin kepada beliau dan memungkinkan akan kami mohonkan kesediaan beliau,” paparnya.
Sedangkan penamaan bandara dengan nama Bandara Internasional Siliwangi sendiri didasarkan pada sejarah. Siliwangi sendiri merupakan nama yang sangat melekat dengan sejarah provinsi Jawa Barat dan memilki arti serta marwah yang sangat kuat terhadap kejayaan dan kekuatan daerah. Selain itu, nama Siliwangi pun sudah sangat dikenal masyarakat serta digunakan oleh TNI AD Komando Daerah Militer (Kodam) III Siliwangi sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengidentifikasi bandara.
“Semoga saja, nama yang kami usulkan bisa menjadi pertimbangan untuk penamaan bandara yang akan menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat,” tegasnya.
Sebelumnya, tokoh asal Majalengka yang sudah ditetapkan menjadi pahlawan nasional yakni Abdul Halim diusulkan menjadi nama bandara internasional yang rencananya akan diresmikan Juni 2018. Namun Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menegaskan jika penamaan bandara belum disepakati meski dirinya mengaku tidak keberatan dengan penamaan bandara dengan nama Bandara Abdul Halim.
(ageng/DAR)