GARUT, FOKUSJabar.id: Mantan Ketua Fraksi Golkar DPRD Garut, Deden Sopian (Kang Deden) mengatakan, tahun 2025 merupakan tahun pergantian kepemimpinan mulai dari tingkat pusat hingga daerah yang perlu menjadi bahan instropeksi bersama.
Bagaimana tidak, aksi unjuk rasa yang menjadi pemicu kemarahan massa pada bulan Agustus lalu karena adanya ketidakadilan dan kesenjangan sosial rakyat selalu disuguhkan oleh kemewahan dalam situasi ekonomi yang menghimpit.
BACA JUGA:
Polres Garut Berlakukan Penyekatan dan Car Free Night
Selanjutnya kejadian bencana longsor yang menimpa Aceh, Sumut dan Sumbar yang memperlihatkan kerakusan dari pengusaha yang tidak memperdulikan dampak dari kerusakan lingkungan yang memporak porandakan hunian Masyarakat kecil yang sudah lama menetap di sana.
Terbukanya kasus tambang di Morowali yang melukai kita sebagai penduduk Indonesia yang dikuasai oleh negara asing hingga buruh yang direndahkan martabatnya.
Dengan kejadian itu, aparatur negara dan daerah ada yang terhenyak hingga bereaksi. Namun ada juga yang santai bahkan menyembunyikan kebusukannya.
Di daerah pun hampir sama. Kita sebagai warga Kabupaten Garut terhenyak dengan data-data yang muncul. Di mana masyarakat yang menempati posisi desil 1 (miskin ekstrem) melonjak hingga 317.000 jiwa. Dan masyarakat miskin desil 1-5 berjumlah 1.8 juta jiwa atau 85 persen dari jumlah penduduk Garut (2,8 juta jiwa).
Selain itu, pengangguran masih tinggi, pemandangan jompo terlantar dan fakir miskin yang rumahnya roboh hamper setiap hari berseliweran di media massa.
Begitupun dengan pemandangan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), fasiltas infrastruktur jalan yang hamper 1.700 km atau 42 persen rusak berat, tingginya anak putus sekolah, bencana longsor akibat kerusakan hutan, penambangan galian C yang masih belum tertata yang mengancam bencana hingga banyaknya warga yang terjerat rentenir.
BACA JUGA:
Diduga Ada Mafia Tanah, Ormas GAS Lapor Kejari Garut
Semua yang terjadi ini tentunya butuh pemikiran dan pengorbanan kita semua sesuai slogan Pembangunan Pentahelix (pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media).
“Semua komponen terlibat sesuai dengan kafasitasnya masing-masing. Dan kita tidak perlu saling menyalahkan karena setiap jenjang kepemimpinan pasti ada kelebihan dan kekurangannya,” kata Wakil Ketua 1 bidang Organisasi DPD Partai Golkar Kabipaten Garut, Rabu (31/12/2025).
“Saat ini butuh kebersamaan dan kekompakan untuk mengisi Pembangunan. Rangkul semua pihak agar terlibat dalam Pembangunan menuju Garut yang maju dan Sejahtera,” Kang Deden menambahkan.
Kenapa prestasi kejuaraan yang selalu ditorehkan Pemda tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat? Hal ini tentunya perlu kajian bersama. Karena tujuan bernegara dan pemanfaatan anggaran harus ditujukan sebesar-besarnya untuk kesejahtraan masyarakat.
Sejak era reformasi 1998, pemerintah menerapkan penilaian kapasitas daerah. Mulai dari penamaan daerah tertinggal. Kini berubah melalui penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
BACA JUGA:
Sekda Garut: Pentingnya Perubahan Pola Pikir Bagi Aparatur Pemerintah
“Walaupun pahit kita harus menerima kenyataan bahwa Kabupaten Garut pernah masuk penilaian daerah tertinggal. Saat ini IPM Garut masih rendah walau ada kenaikan. Yakni berada di urutan 26 dari 27 Kabupaten/Kota sejak dua decade lamanya,” ungkap Kang Deden.
Dengan kenyataan seperti itu, tentunya di tahun 2026 Garut butuh arah pembangunan yang lebih tajam dan terorganisir di bidang pertanian yang melibatkan semua SDM yang ada sebagaimana diperlihatkan dalam logo Kabupaten Garut.
Yakni, potensi hamparan pertanian yang luas dan subur, bentangan laut yang panjang dan indah dan gunung yang hijau sebagai pemasok air kehidupan. Seperti sering diungkapkan bahwa pesona Garut (Gurilap).
BACA JUGA:
Fenomena Inden PPDB SDIT Al Mashduqi hingga 2028, Ini Kata Bupati Garut
Dia menyebut, sistem pemerintahan yang harus dipedomani saat ini yaitu ada pesuruh rakyat, ada wakil rakyat dan ada rakyat. Masyarakat Garut mempunyai hak untuk sejahtera yang berkeadilan.
“Selamat tahun baru 2026. Mudah-mudahan tahun ini membawa kebahagiaan, kesuksesan dan keberkahan,” pungkas Kang Deden.
(Bambang Fouristian)


