TASIKMALAYA, FOKUSJabar.id: Terkait tujuh orang warga yang di duga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) Kamboja, akan di bahas pada forum rapat pimpinan (Rapim) bersama Bupati dan Wabup Tasikmalaya, Senin (29/12/2025) mendatang.
Hal tersebut di sampaikan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSPTK) Kabupaten Tasikmalaya, dr. Faisal Soeparianto.
“Tadi malam saya mendapat informasi terkait warga Kabupaten Tasikmalaya ada di Kamboja dan minta pulang. Tentunya membuat kaget,” ungkap dr. Faisal Soeparionto kepada FOKUSJabar.id, Kamis (25/12/2025).
Baca Juga: Wabup Tasikmalaya: Jika Ingin Bekerja di Luar Negeri Harus Melalui Jalur Resmi
Dan tadi malam, kata Faisal, pihaknya langsung menghubungi orang-orang bersangkutan yang saat ini sedang berada di Kamboja. Dia mengaku khawatir terjadinya penjualan organ tubuh.
“Tentu yang kami khawatirkan itu adanya organ tubuh yang di ambil, seperti ginjal. Makanya hal ini juga harus menjadi perhatian bagi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya,” ucapnya.
Padahal, lanjut dia, DPMPTSPTK Kabupaten Tasikmalaya, sebelumnya telah melakukan kerjasama dengan pihak Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI) yang jelas legalitasnya.
“APJATI ini kan terkait tenaga kerja juga yang akan di pekerjakan di kebun sawit Malaysia, dan tentunya legalitasnya resmi,” jelasnya.
Maka dengan itu, Faisal mengatakan, bahwa jika warga Kabupaten Tasikmalaya yang sekarang berada di Kamboja ingin bekerja di luar negeri. Pihaknya akan menyalurkan melalui APJATI.
“Kerjanya di kebun kelapa sawit malaysia, kami nanti akan tawarkan kepada mereka yang sekarang berada di Kamboja untuk kerja di sana,” ujarnya.
Pesan Wabup Tasikmalaya
Sebelumnya, Wakil Bupati Tasikmalaya Asep Sopari Al Ayubi selalu mengingatkan masyarakat. Bahwa jika ingin bekerja di luar negeri harus melalui jalur yang resmi.
Baca Juga: Warga Tasikmalaya Diduga Korban TPPO Kamboja Minta Pemerintah Bergerak Cepat
“Dalam setiap kegiatan saya selalu berpesan itu, saat ini memang untuk bekerja di luar negeri sangat terbuka. Hanya saja harus melalui jalur dan agen yang legal atau resmi,” ungkap Asep Sopari Al Ayubi.
Dan kesempatan untuk kerja di luar negeri, lanjut Asep, begitu besar. Sedangkan terkait infomasi yang resmi sebetulnya sangat terbuka juga aman.
“Dalam kegiatan saresehan ketenagakerjaan di Taman Pico beberapa waktu yang lalu. Kami selalu berpesan dan menyampaikan bagi siapa pun yang ingin bekerja di luar negeri harus pakai jalur resmi,” tuturnya.
Dan Pemerintah, Asep menegaskan, bahwa selalu berupaya menjadi jembatan. Bagi tenaga migran yang ahli dan terlatih untuk bekerja di luar negeri.
“Jadi pemerintah sangat terbuka dan pasti menjembatani bagi masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri supaya ahli dan terlatih,” tegasnya.
(Yud’S)


