spot_img
Selasa 23 Desember 2025
spot_img

KSB Jaringao Garut Gelar Mitigasi Longsor Skala Besar

GARUT, FOKUSJabar.id: Kondisi geografis Kampung Jaringao Desa Sukajaya Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut Jawa Barat (Jabar), kini tengah dalam pengawasan ketat setelah munculnya titik longsor yang sangat mengkhawatirkan.

Longsor dengan ketinggian sekitar 60 meter dan lebar melebihi 110 meter ini dilaporkan terus bergerak dengan kemiringan vertikal yang mengancam rumah penduduk, bangunan madrasah serta akses jalan desa.

BACA JUGA:

Strategi BKD Garut Jamin Profesionalisme ASN Pascapilkada

Menyikapi hal tersebut, Kampung Siaga Bencana (KSB) Jaringao menyelenggarakan aksi mitigasi untuk meminimalisir risiko jatuhnya korban jiwa dan kerugian ekonomi, Selasa (23/12/2025).

Camat Sukaresmi, Iis Rahmawati mendukungan penuh terhadap langkah proaktif yang diambil oleh relawan KSB dan warga Desa Sukajaya.

jaringao garut fokusjabar.id
Lokasi longsor

Dia menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam penanganan bencana. Terutama di wilayah dengan kerawanan tinggi seperti Kecamatan Sukaresmi.

“Kami apresiasi inisiatif KSB Jaringao dalam melakukan mitigasi mandiri. Pemerintah kecamatan akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait. Termasuk BPBD Kabupaten Garut untuk memastikan langkah-langkah teknis lebih lanjut dan memantau perkembangan di lapangan guna menjamin keselamatan warga,” kata Iis Rahmawati.

Direktur Sekolah Sungai Cimanuk (SSC) Garut, Mulyono Khaddafi turut memberikan perhatian khusus terhadap bencana tersebut.

Dia menekankan bahwa fenomena longsor di wilayah Sukajaya merupakan peringatan serius terkait tata kelola lingkungan dan kesiapan menghadapi bencana di daerah aliran sungai.

Pihaknya sangat mengapresiasi langkah cepat KSB Jaringao. Namun, mitigasi ini tidak boleh berhenti pada penanganan fisik saja.

jaringao garut fokusjabar.id
Direktur SSC, Mulyono Khaddafi

“Diperlukan edukasi berkelanjutan mengenai pentingnya menjaga vegetasi di area perbukitan dan pemantauan debit air serta pergerakan tanah secara berkala agar masyarakat memiliki waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi mandiri,” tegas Mulyono.

BACA JUGA:

Pemkab Garut Percepat Pembangunan Jembatan Cibera di Cigaronggong

Ketua RT03/RW03 Kampung Jaringao, Sueb Rizal mengungkapkan, situasi di lapangan sangat mencemaskan bagi warga yang tinggal tepat di bawah tebing longsoran.

Dia menegaskan, mitigasi fisik sangat mendesak. Namun solusi jangka panjang tetap diperlukan.

BACA JUGA:

Sekjen GAS Beri Ungkapan Berkelas Soal Pengelolaan Teras Cimanuk

“Harapannya, warga yang berada di bawah lokasi longsor ini segera direlokasi ke tempat yang lebih aman karena kondisinya sudah sangat membahayakan. Kami minta Pemda segera meninjau lokasi agar ada penanganan yang lebih cepat,” ujar Sueb Rizal.

Upaya Penanganan Terpadu

Ketua KSB Jaringao, Khoer Kurniawan menjelaskan, pihaknya telah merancang langkah pencegahan melalui kegiatan fisik dan non-fisik.

Berikut langkah-langkah strategis yang dilakukan:

  1. Pembangunan Fisik

Pemasangan boronjong untuk menahan laju pergerakan tanah.

2. Mitigasi Alami

Penanaman pohon bambu guna memperkuat struktur tanah secara vegetatif.

3. Kesiapsiagaan Non-fisik

Edukasi masyarakat, perencanaan tanggap darurat serta penguatan sistem peringatan dini melalui deteksi dini yang matang.

4. Ketahanan Pangan

Menyiapkan Mitigasi Risiko Pangan (MRP) untuk membantu masyarakat yang rentan terhadap ketidakstabilan pasokan pangan saat bencana terjadi.

BACA JUGA:

Meriah! Turnamen FKKS SMA Cup 2025 Libatkan 28 Sekolah Swasta di Garut

Khoer mengungkapkan, aksi mitigasi ini dilakukan atas dasar kepedulian masyarakat dan merujuk pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Warga berharap, sinergi antara swadaya masyarakat, SSG dan instansi pemerintah dapat segera membuahkan solusi permanen sebelum puncak musim hujan tiba.

(Y.A. Supianto)

spot_img

Berita Terbaru