GARUT,FOKUSJabar.id Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mulai menyusun arah pembangunan tahun 2027 dengan target ambisius: menekan angka pengangguran secara signifikan. Fokus tersebut ditegaskan Bupati Garut Abdusy Syakur Amin dalam forum perencanaan awal pembangunan daerah yang digelar di Aula Bappeda, Kamis (18/12/2025).
Berbeda dari sekadar agenda rutin tahunan, proyeksi perencanaan 2027 sebagai fase krusial untuk memastikan kebijakan daerah benar-benar berdampak langsung bagi masyarakat. Syakur menekankan pentingnya kesinambungan program agar pembangunan tidak berjalan parsial dan terputus dari hasil yang telah tercapai sebelumnya.
Menurutnya, kunci utama penurunan pengangguran terletak pada terciptanya iklim investasi yang sehat dan produktif. Dengan masuknya investasi, harapannya lapangan kerja tumbuh, sekaligus menggerakkan sektor-sektor ekonomi lokal.
“Kalau ekonomi bergerak, efek dominonya akan terasa ke sektor lain. Pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial akan ikut terdorong,” ujar Syakur.
Ia menyebut sektor pertanian, perikanan, dan peternakan sebagai tulang punggung ekonomi Garut perlu penguatan yang serius. Ketiga sektor tersebut memiliki daya serap tenaga kerja tinggi, sekaligus potensi besar untuk dikembangkan menjadi basis industri berbasis sumber daya lokal.
Percepatan Digitalisasi
Selain ekonomi, Syakur juga menyinggung percepatan digitalisasi birokrasi. Implementasi aplikasi Srikandi disebut sebagai langkah awal menuju tata kelola pemerintahan yang lebih efisien dan transparan. Ia berharap transformasi digital tidak berhenti di internal ASN, tetapi juga berdampak pada kualitas pelayanan publik yang masyarakat rasakan.
Di sisi lain, tantangan pembangunan infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah. Pemkab Garut, kata Syakur, akan terus mendorong dukungan pemerintah pusat melalui jalur koordinasi lintas kementerian dan DPR RI, khususnya Komisi V, guna mempercepat pembangunan fisik yang menunjang aktivitas ekonomi warga.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Garut, Natsir Alwi, menjelaskan susunan perencanaan 2027 mengacu pada RPJMD 2025–2029 dengan tema pemerataan akses layanan dasar dan peningkatan produktivitas daerah. Ia menegaskan, kualitas perencanaan menjadi faktor penentu keberhasilan pembangunan jangka menengah.
Empat pendekatan digunakan dalam penyusunan rencana tersebut, mulai dari pendekatan teknokratik berbasis data, partisipasi publik, keselarasan politik kebijakan, hingga sinkronisasi arah pembangunan nasional dengan aspirasi masyarakat di tingkat bawah.
“Dokumen perencanaan ini tidak boleh elitis. Aspirasi masyarakat harus benar-benar terakomodasi agar rancangan pembangunan bisa menjawab kebutuhan nyata,” kata Natsir.
Tahapan berikutnya, Pemkab Garut akan menyusun rancangan awal perencanaan yang akan melalui pengujian pada forum konsultasi publik pada Januari 2026. Proses tersebut harapannya menghasilkan kebijakan yang lebih tajam, aplikatif, dan berkelanjutan demi terwujudnya visi Garut Hebat dan Berkelanjutan.
(Y.A. Supianto)


