spot_img
Kamis 11 Desember 2025
spot_img

Gedung Megah, Stok Darah Krisis: RSUD KHZ Musthafa Kabupaten Tasikmalaya Ungkap Fakta

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Di balik bangunan megah Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) RSUD KHZ Musthafa Kabupaten Tasikmalaya, tersimpan kegelisahan yang sejak lama dirasakan para petugas.

Meski berdiri kokoh dengan fasilitas dua lantai yang dibangun pada 2018, ketersediaan stok darah di rumah sakit terbesar di Kabupaten Tasikmalaya ini, justru berada dalam kondisi memprihatinkan.

Seiring meningkatnya jumlah pasien dan kompleksitas layanan medis, kebutuhan darah rumah sakit melonjak drastis. Dampaknya, BDRS yang beroperasi sejak Februari 2019 lalu, kerap mengalami krisis stok darah berkelanjutan.

BACA JUGA: Peringati Hari Reserse ke-78, Satreskrim Polres Tasikmalaya Berbagi Kebahagiaan dengan Lansia

Penanggung jawab BDRS RSUD KHZ Musthafa, dr. Nuria Nirmala, didampingi Kasi Penunjang Klinik, dr. Sudaryan mengungkap tingginya permintaan darah tak diimbangi dengan suplai memadai dari Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Tasikmalaya.

Kondisi ini sebut Nuria, membuat rumah sakit kerap kesulitan memenuhi kebutuhan pasien dalam situasi mendesak.

“Kebutuhan darah di RSUD mencapai rata-rata 600 labu per bulan. Namun tercatat selama satu tahun 2024, total dropping darah dari UTD PMI Kabupaten Tasikmalaya, hanya 685 labu,” ujar dr. Nuria, Kamis (11/12/2025).

Ia menegaskan, jumlah tersebut tidak mencukupi kebutuhan satu bulan penuh, apalagi jika terjadi lonjakan kasus yang membutuhkan transfusi segera.

Minimnya suplai terang Nuria, menyebabkan banyak keluarga pasien harus mencari darah secara mandiri, bahkan ada yang terpaksa membeli darah melalui pihak tertentu dengan harga tinggi.

“Persoalan ini menjadi masalah klasik yang kami hadapi. Ketika stok tidak tersedia, keluarga pasien harus bergerak sendiri mencari donor,” kata Nuria.

RSUD KHZ Musthafa Kabupaten Tasikmalaya Bidik Pendonor Internal 

Ia menyebutkan, untuk mengurangi ketergantungan, RSUD KHZ Musthafa Kabupaten Tasikmalaya ini rutin menggelar kegiatan donor darah di internal pegawai. Dilakukan tiga bulan sekali dan membuka layanan donor bagi masyarakat umum.

Dari kegiatan internal jelas dr. Nuria, rumah sakit mampu mengumpulkan 60 sampai dengan 70 labu setiap satu kali pelaksanaan. Selama tahun 2024 mencapai total 243 labu.

Meski demikian, sambung Nuria, angka tersebut tetap belum mampu menutupi kesenjangan kebutuhan.

Idealnya, kata dr. Nuria, dropping darah dari UTD PMI Kabupaten Tasikmalaya dilakukan secara rutin minimal seminggu sekali, atau jika memungkinkan, setiap hari.

“RSUD KHZ Musthafa ini merupakan rumah sakit terbesar di Kabupaten Tasikmalaya. Kami membutuhkan pasokan darah yang stabil. Harapannya, suplai bisa dilakukan secara lebih teratur,” Nuria.

Ia juga mengajak masyarakat untuk aktif menjadi pendonor darah sebagai bagian dari upaya kemanusiaan.

Selain bermanfaat bagi kesehatan pendonor, satu kantong darah dapat menjadi peluang hidup bagi pasien yang membutuhkan.

“Partisipasi masyarakat sangat kami harapkan, karena ketersediaan darah tidak hanya bergantung pada fasilitas, tetapi juga pada kesadaran bersama,” ujarnya.

BACA JUGA: Pemkot Tasikmalaya Siapkan Lahan untuk Pembangunan Sekolah Rakyat Terintegrasi

Hingga kini, sambung dr. Nuria, tantangan BDRS RSUD KHZ Musthafa Kabupaten Tasikmalaya belum sepenuhnya teratasi.

Ia mengemukakan, selama kebutuhan harian yang mencapai 20 sampai dengan 30 labu belum terpenuhi secara rutin, ancaman krisis stok darah masih terus membayangi pelayanan kesehatan di rumah sakit kebanggaan masyarakat khsusnya di Kabupaten Tasikmalaya.

(F Kamil)

spot_img

Berita Terbaru