spot_img
Jumat 5 Desember 2025
spot_img

Pembangunan KDMP di Cimanglid Tasikmlaya Korbankan Masa Depan Anak 

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Upaya mendorong pertumbuhan ekonomi desa justru memunculkan persoalan serius di Desa Cimanglid, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Pembangunan gerai Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang merupakan bagian dari program nasional dengan anggaran mencapai Rp1,1 miliar kini menuai kritik tajam karena dinilai mengancam keberlangsungan kegiatan pendidikan.

Gedung KDMP tersebut dibangun tepat di depan SDN 5 Cimanglid, menutup akses utama sekolah dan menghilangkan area vital yang selama ini digunakan sebagai lapangan olahraga sekaligus tempat upacara bendera.

Baca Juga: Resmikan Kantor Baru, BSI Dorong Penetrasi Pasar Keuangan Syariah

Sekolah Terancam Kegelapan

Kepala SDN 5 Cimanglid, Nanang S., mengaku sangat khawatir dengan posisi bangunan yang jaraknya hanya menyisakan lorong sempit sekitar 1,5 meter dari gedung sekolah.

“Bayangkan, bangunan koperasi dan sekolah hanya dipisahkan halaman selebar 1,5 meter. Gedung KDMP ini akan menghalangi cahaya matahari sehingga ruang kelas menjadi gelap dan mengganggu proses kegiatan belajar mengajar,” ungkapnya.

Masalah semakin memanas ketika diketahui bahwa pihak pengembang diduga mengabaikan rekomendasi pemerintah desa. Kepala Desa sebelumnya disebut telah menawarkan lokasi alternatif yang lebih aman dan tidak mengganggu fasilitas publik, namun saran tersebut tidak digubris.

Tak hanya itu, pihak sekolah mengaku tidak pernah diberikan sosialisasi terkait rencana pembangunan. Mereka menegaskan tidak menolak hadirnya koperasi desa, tetapi menyesalkan pemilihan lokasi yang dianggap berpotensi “mematikan” fungsi sekolah.

Ancaman untuk Pengembangan Sekolah

Tokoh masyarakat, H. Asep, menilai tim pengkaji proyek tidak memperhatikan aspek estetika maupun dampak jangka panjang. Menurutnya, keputusan membangun gedung di lokasi tersebut bertentangan dengan upaya memajukan pendidikan di desa.

“Tim pengkaji tidak mempertimbangkan dampaknya terhadap pendidikan dan masa depan siswa,” tegasnya.

Kekhawatiran itu semakin kuat mengingat pada tahun 2026 SDN 5 Cimanglid terjadwalkan menerima bantuan pemerintah untuk pembangunan tujuh ruang kelas baru dan fasilitas tempat ibadah. Rencana itu terancam batal karena lahan akses akan terhalangi bangunan KDMP.

Desakan pun muncul dari masyarakat, pihak sekolah, dan tokoh desa agar pemerintah segera melakukan kajian ulang. Mereka meminta agar lokasi pembangunan pindah ke area lain yang lebih tepat. Terlebih tempat yang tidak mengorbankan hak anak-anak untuk belajar di lingkungan yang aman, terang, serta layak.

Pembangunan ekonomi desa adalah hal penting. Namun masyarakat menegaskan hal tersebut tidak boleh mengorbankan masa depan generasi di SDN 5 Cimanglid.


(Abdul)

spot_img

Berita Terbaru