GARUT, FOKUSJabar.id: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Garut menunjukkan tren positif. Dari 6,96 persen (Agustus 2024) turun menjadi 6,54 persen pada Agustus 2025. Artinya, terjadi penurunan 0,42 persen.
Capaian tersebut diklaim sebagai prestasi yang signifikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut.
BACA JUGA:
Kemenhajum Garut Jelaskan Terkait Kebijakan Kuota Haji 2026
Demikian disampaiakn Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Garut, Muksin. Menuurt Dia, sejumlah strategi unggulan dinilai efektif menekan TPT selama periode tersebut.
Dia mengatakan, program unggulan utama yang mendorong penurunan TPT adalah, Pelatihan di Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja (UPT BLK), Pelatihan yang berorientasi pada penempatan kerja.
Penyebaran informasi lowongan kerja yang masif, penyelenggaraan Bursa Kerja Online serta fasilitasi rekrutmen dan seleksi tenaga kerja.
“Penurunan TPT Garut sebesar 0,42 persen dalam setahun merupakan prestasi yang signifikan,” kata Muksin.
Industri Padat Karya Jadi Motor Penyerapan Tenaga Kerja
Analisis Disnakertrans menunjukkan bahwa penurunan TPT sangat didorong oleh peningkatan penyerapan tenaga kerja disektor formal atau industri padat karya.
Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja baru adalah industri padat karya di PT. Changshin Rekasa Jaya, PT. Pratama Abadi Industri dan PT. Ultimate Noble Indonesia.
BACA JUGA:
Bappilu Demokrat Garut Segera Bikin Strategi Pemenangan Pemilu 2029
Untuk mendorong pertumbuhan sektor ini, Pemda Garut fokus mendorong peningkatan investasi, meningkatkan kerja sama antara BLK Disnakertrans dengan perusahaan untuk pelatihan yang langsung berujung pada penempatan serta meningkatkan kolaborasi antar-Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Menurutnya, peran BLK sangat vital dalam menjembatani kesenjangan keterampilan.
BACA JUGA:
Hujan Deras Picu Luapan Selokan di Wanaraja Garut, Normalisasi Dimulai Besok
Pelatihan di UPT BLK telah disesuaikan dengan kebutuhan industri melalui tahapan Training Need Analysis (TNA).
Terlebih BLK menjalin Memorandum of Understanding (MOU) dengan industri terkait jenis pelatihan dan penempatan lulusan.
Muksin menegaskan, lulusan BLK juga diwajibkan mengikuti Uji Kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) agar mendapatkan sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Namun, tantangan terbesar Disnakertrans saat ini adalah belum seimbangnya Supply dan Demand.
Jumlah pencari kerja jauh lebih besar daripada ketersediaan lowongan. Diperparah dengan penambahan lulusan SMA/SMK/MA setiap tahun.
“Selain itu, masih rendahnya kesiapan mental pencari kerja dalam memasuki dunia kerja juga menjadi tantangan,” kata Muksin kepada FOKUSJabar, Jumat (5/12/2025).
Disnakertrans menargetkan TPT yang realistis dapat dicapai Garut pada Agustus 2026 adalah 0,3 persen.
BACA JUGA:
Kuota Haji Kabupaten Garut akan Dipangkas Hingga 95 Persen
Langkah konkret yang akan dilakukan, peningkatan Hard skill dan Soft skill pencari kerja serta mendorong Pemda untuk meningkatkan iklim investasi.
Disnakertrans juga memiliki program spesifik untuk memberdayakan lulusan baru dan mendorong kemandirian.
Untuk lulusan SMK, dilaksanakan Sosialisasi Penyuluhan Bimbingan Jabatan. Sedangkan untuk lulusan perguruan tinggi, diarahkan untuk membantu menyebarluaskan informasi Program Pemagangan Nasional dan mendorong perusahaan di Garut untuk membuka lowongan program tersebut.
Sementara untuk kewirausahaan, mendorong penciptaan wirausaha baru melalui program Tenaga Kerja Mandiri.
(Y.A. Supianto)


