spot_img
Kamis 4 Desember 2025
spot_img

Harapan Baru Kesehatan Paru, Klinik Utama Rotinsulu Garut Resmi Dibuka

GARUT, FOKUSJabar.id: Akses pelayanan kesehatan paru bagi masyarakat Kabupaten Garut kini semakin dekat dengan diresmikannya Klinik Utama Dr. H.A. Rotinsulu Garut.

Fasilitas layanan yang merupakan Unit Pelayanan Fungsional (UPF) dari Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung – Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu secara resmi mulai beroperasi di Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, Kamis (4/12/2025).

BACA JUGA:

Seleksi Petugas Haji Garut Masuk Tahap I, 98 Peserta Lolos ke Tingkat Jabar

Peresmian Klinik Utama ini dilakukan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Azhar Jaya dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana,

Hadir pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan, Leli Yuliani, Direktur Utama RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu, Tri Fajari Agustini dan undangan lainnya.

Kehadiran klinik ini disambut antusias sebagai jawaban atas kebutuhan mendesak akan pelayanan paru yang berkualitas di wilayah Garut dan sekitarnya.

Perkuat Peran Daerah Melawan TB

Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Azhar Jaya menegaskan, pembangunan klinik ini adalah bentuk penguatan peran pemerintah daerah dalam sektor kesehatan.

“Klinik ini kita bangun sebagai salah satu bentuk memperkuat peran dari pemerintah daerah. Karena sekali lagi, yang tahu kondisi masyarakat itu seperti apa, kami di pusat akan turun ketika pemerintah daerah membutuhkan advice ataupun kebijakan-kebijakan yang memang diperlukan,” jelas Azhar.

Dia juga menyoroti komitmen pemerintah untuk mengeluarkan Indonesia dari tiga besar negara dengan kasus penyakit tertinggi, termasuk TB.

“Indonesia harus keluar dari tiga besar penyakit ini. Padahal negara-negara lain sudah menunjukkan peranan lurus (menurun). Ini perlu kerja sama. Kalau sudah ditemuin orangnya (pasien TB), maka orang itu harus diberi edukasi agar dia mau diobati hingga sembuh,” tekan Dirjen Yankes.

BACA JUGA:

Sekda Garut: Penting Talent Pool untuk Promosi Jabatan

Azhar Jaya menambahkan bahwa kepatuhan minum obat sangat krusial. Sebab jika pengobatan terhenti di tengah jalan, durasinya bisa menjadi lebih panjang. Yakni, dari enam bulan menjadi sembilan bulan.

Oleh karena itu, diperlukan program Pengawas Minum Obat (PMO) yang efektif.

Azhar Jaya juga menggarisbawahi potensi pengembangan Klinik Utama ini di masa depan akan sejalan dengan kebutuhan masyarakat.

“Ke depan kalau misalnya memang dibutuhkan dan masyarakat banyak yang berobat di Klinik ini bisa saja menjadi suatu rumah sakit. Tapi sekali lagi kita lihatlah dulu, saya belum bisa menjanjikan apa-apa. Tapi yang jelas ini Klinik kita bangun sebagai Klinik Utama, di atasnya Klinik Utama tentu Rumah Sakit,” katanya.

Dukung Klinik Utama Rotinsulu menjadi Rumah Sakit

Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana menyatakan harapan besar dari Pemerintah Daerah. Kabupaten Garut, dengan populasi 2,8 juta jiwa, masih menghadapi kekurangan fasilitas rujukan, terutama bed rumah sakit.

Nurdin Yana juga mendukung perubahan status dan perluasan Klinik Utama Rotinsulu menjadi rumah sakit. Terutama jika spesifikasinya dapat mendukung penanganan penyakit paru sekaligus membantu percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Garut.

BACA JUGA:

Bupati Garut Raih Penghargaan LAN Award 2025

“Melihat kondisi di Rumah Sakit dr. Slamet, nampaknya akan lebih representatif jika ini diubah menjadi rumah sakit. Tentu dengan catatan melebarkan wilayah, yang ada sekitar 3 hektar di belakang. Sehingga masyarakat kami insha Allah siap diayomi. Bahkan mungkin saja bisa membantu dalam konteks penanganan AKI/AKB kami yang cukup besar sampai hari ini pak,” tambahnya.

Komitmen untuk Menghadirkan Layanan Paru yang Unggul dan Terintegrasi

Direktur Utama RS Paru, Rotinsulu, Tri Fajari Agustini menyampaikan bahwa kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Garut ini adalah komitmen untuk menghadirkan layanan paru yang unggul dan terintegrasi, sejalan dengan target eliminasi TBC cepat.

“Kami semua juga bertekad untuk dapat menyelesaikan pembangunan dari pada Klinik Utama Garut. Kolaborasi ini memperkuat komitmen kita untuk menghadirkan layanan paru yang unggul, menyeluruh dan terintegrasi, sebagai program eleminasi TBC cepat yang mungkin tahun 2029 kami ditargetkan 50 persen daripada eleminasi TBC dapat dituntaskan dengan baik,” jelasnya.

Ia menambahkan, Klinik Utama Rotinsulu Garut telah menunjukkan capaian yang memuaskan. Pada tahun 2024, angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis mencapai 97 persen.

Prestasi ini membuktikan bahwa pendampingan yang tepat dan kedekatan layanan sangat berperan dalam memastikan pasien patuh dan tidak mangkir.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani menambahkan, berkat kolaborasi erat dengan Klinik Rotinsulu, Puskesmas dan komunitas TB, pihaknya  tahun ini mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai notifikasi terbaik untuk TBC dan kolaborasi klinik terbaik.

“Terus terang kami sangat bahagia sekali menjadi penambah fasilitas rujukan yang ada di Kabupaten Garut,” katanya.

Klinik Utama Rotinsulu Garut Dirancang untuk Menyediakan Layanan Komprehensif

Pembangunan fasilitas ini merupakan tindak lanjut dari Ground Breaking yang telah dilaksanakan pada September 2023.

BACA JUGA:

Kisah Unik Disdamkar Garut jadi ‘Ayah’ bagi Kucing Bernama Karim dan Adam

Klinik Utama Rotinsulu Garut dirancang untuk menyediakan layanan komprehensif. Termasuk diagnosis, pengobatan, hingga edukasi bagi pasien penyakit paru, termasuk penanganan kasus Multi-Drug Resistant (MDR) TB yang memerlukan penanganan lebih intensif.

Dengan beroperasinya Klinik Utama Dr. H.A. Rotinsulu Garut, diharapkan upaya penemuan kasus, pengobatan dan pencegahan penyakit paru dapat berjalan lebih efektif.

Dengan begitu, akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Garut secara keseluruhan.

(Y.A. Supianto)

spot_img

Berita Terbaru