spot_img
Rabu 3 Desember 2025
spot_img

Hadapi Puncak Musim Hujan, Ini Pesan Pemprov Jabar

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pemprov Jabar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi cuaca ekstrem pada puncak musim hujan.

Mengacu pada data BMKG, Jawa Barat diprediksi menghadapi dua puncak musim hujan. Yakni, Desember 2025 dan Februari-Maret 2026.

BACA JUGA:

Gubernur Jabar Segera Kirim “Surat Cinta” ke Bupati/Wali Kota

Kondisi tersebut mengharuskan seluruh pihak memperkuat langkah mitigasi sejak dini.

Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Teten Ali Mulku Engkun mengatakan, intensitas hujan tinggi berpotensi menimbulkan berbagai bencana hidrometeorologi (banjir, longsor dan pergerakan tanah).

Oleh karena itu, masyarakat diminta memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan menyiapkan langkah antisipasi sejak dini.

“Puncak musim hujan berada di depan mata. Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Terutama yang tinggal di wilayah rawan banjir dan longsor,” kata Teten.

Dia menegaskan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah mitigasi paling dasar. Sampah yang dibuang sembarangan dapat menyumbat aliran air dan memperparah risiko banjir.

Tete meminta, warga aktif memastikan saluran air, selokan dan drainase agar tetap bersih dan berfungsi dengan baik.

BACA JUGA:

Pemprov Jabar Siapkan Moratorium Penebangan Hutan

Selain itu, masyarakat diminta rutin memantau kondisi sekitar saat hujan deras berkepanjangan. Termasuk memanfaatkan aplikasi InaRISK Personal untuk mengetahui tingkat kerawanan wilayah.

Warga yang tinggal di daerah perbukitan diminta lebih sensitif terhadap tanda-tanda awal pergerakan tanah. Seperti munculnya retakan, kemiringan bangunan yang berubah atau suara pergeseran tanah.

“Jika terdapat tanda-tanda pergerakan tanah, segera menjauh dari lokasi dan menuju titik aman. Pastikan juga seluruh anggota keluarga mengetahui jalur evakuasi terdekat,” ucap Teten.

Selain itu, warga juga diminta waspada terhadap potensi angin puting beliung. Hindari berlindung di bawah pohon, jauhi area sekitar papan reklame atau bangunan yang mudah roboh.

“Jika sedang berkendara, sebaiknya menepi terlebih dahulu hingga kondisi aman,” pesannya.

Pihaknya mengingatkan, mitigasi bencana tidak hanya bergantung pada kesiapsiagaan teknis. Namun juga pada perilaku manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan.

BACA JUGA:

Bencana Sumatera! Ganasnya Air Bah Akibat Deforestasi dan Tata Ruang Bobrok?

Kerusakan alam akibat penebangan pohon atau pengubahan fungsi lahan dapat meningkatkan risiko bencana.

“Kalau kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita. Mengembalikan fungsi alam adalah bagian penting dari upaya mengurangi risiko bencana,” tegasnya.

Pemprov Jabar telah menetapkan status siaga darurat bencana sejak 15 September 2025 hingga 30 April 2026.

Pemprov Jabar bersama BPBD terus meningkatkan koordinasi dengan 27 kabupaten/kota untuk memastikan kesiapsiagaan daerah berjalan optimal selama periode cuaca ekstrem.

(Bambang Fouristian)

spot_img

Berita Terbaru