spot_img
Senin 1 Desember 2025
spot_img

Prioritas Lansia Jadi Sorotan, Kemenhajum Garut Perkuat Layanan Ramah Jemaah

GARUT,FOKUSJabar.id: Pemisahan Kementerian Haji dan Umroh (Kemenhajum) dari Kementerian Agama membuka babak baru bagi pelayanan haji dan umrah di Kabupaten Garut. Di bawah kepemimpinan Kepala Kantor yang baru, Indra Azwar Mawardi, Kemenhajum Garut kini menghadapi tantangan besar terkait kekosongan struktur organisasi dan minimnya SDM di tingkat kecamatan. Situasi tersebut langsung menjadi prioritas utama dalam agenda kerja 100 hari pertama.

Indra, yang baru resmi dilantik pada Jumat lalu, menegaskan bahwa arah pembenahan kelembagaan menjadi fondasi awal penyelenggaraan haji dan umroh yang lebih profesional. Ia membawa visi “Penyelenggaraan Haji dan Umroh yang Mabrur” dengan misi pelayanan yang Mudah, Ramah, Adaptif, Inovatif, dan Berlandaskan Syariat.

Kelembagaan Baru, Tantangan Lama

Menurut Indra, permasalahan paling mendesak setelah pemisahan kelembagaan adalah ketiadaan struktur operasional Kemenhajum di tingkat kecamatan. Padahal, selama ini peran tersebut diemban Kantor Urusan Agama (KUA) yang menjadi garda terdepan pembinaan calon jemaah.

“Tantangan terbesar kami adalah SDM dan struktur di akar rumput. Setelah berpisah dari Kementerian Agama, kami belum memiliki perangkat yang biasanya dikelola KUA,” jelas Indra, Senin (1/12/2025).

Padahal, Garut memiliki antrean haji yang sangat panjang. Saat ini terdapat 109 nomor urut porsi provinsi, 38 jemaah Lunas Tunda Berangkat, dan 89 jemaah kategori Prioritas Lansia yang harus mendapat pendampingan lebih intensif.

Program 100 Hari: Benahi Struktur & Perangkat Pelayanan

Untuk mengatasi kekosongan kelembagaan, Indra menempatkan restrukturisasi kantor dan penyiapan perangkat pelayanan sebagai program terdepan 100 hari pertamanya.

“Kami harus memastikan kantor ini kembali siap melayani sebelum membenahi sisi teknis lainnya,” ujarnya.

Memaksimalkan KBIHU sebagai Mitra Pengganti Sementara

Dalam kondisi minim struktur, Kemenhajum Garut mengandalkan kemitraan dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU), organisasi masyarakat Islam, dan dukungan pemerintah daerah.

“KBIHU akan kami optimalkan sebagai mitra utama sebelum struktur tingkat kecamatan siap,” ungkap Indra, yang didampingi sang istri, Hj. Ernawati.

Lewat skema ini, harapannya pembinaan dan manasik tetap berlangsung sistematis meski perangkat kecamatan belum tersedia.

Pelayanan Istimewa bagi Lansia

Tahun ini, menjadi perhatian khusus bagi 89 jemaah berstatus lansia prioritas. Kemenhajum Garut menyiapkan fasilitas ramah lansia seperti kursi roda, pendampingan pendaftaran, serta asistensi khusus menjelang keberangkatan ke Tanah Suci.

“Pelayanan untuk lansia harus lebih lembut dan lebih adaptif,” ujar Indra.

Perketat Pengawasan PPIU & KBIHU untuk Cegah Penipuan

Isu penipuan umroh ilegal mendapat sorotan khusus. Kemenhajum Garut akan mengajukan penguatan regulasi ke pusat serta membentuk Forum Komunikasi PPIU, agar koordinasi dan pengawasan terhadap penyelenggara perjalanan umroh berjalan lebih ketat.

Transparansi Dana Haji & Kolaborasi dengan Pemda

Indra juga menyoroti pentingnya edukasi publik mengenai dana haji. Ia menjelaskan bahwa dana setoran awal pengelolaannya oleh BPKH, namun berharap lembaga tersebut semakin aktif memberi sosialisasi kepada masyarakat.

Sementara itu, kolaborasi dengan Dinas Kesehatan, Dishub, dan Pemerintah Kabupaten dipastikan tetap berjalan, sebagaimana praktik bertahun-tahun yang sudah terbukti solid.

Pesan untuk Masyarakat: Sabar & Cermat

Menutup pembicaraan, Indra Azwar memberikan imbauan kepada calon jemaah haji dan umroh:

“Untuk calon jemaah haji, tetaplah bersabar menunggu masa antrean. Bagi calon jemaah umroh, pastikan memilih biro perjalanan resmi dan berkinerja baik agar terhindar dari penipuan.”

Ia berharap transformasi Kemenhajum Garut dapat menjadikan pelayanan haji dan umroh di daerah ini sebagai salah satu yang terbaik di Jawa Barat.

(Y.A. Supianto

spot_img

Berita Terbaru