PANGANDARAN, FOKUSJabar.id: Bencana banjir yang merendam wilayah Kecamatan Padaherang dan Kalipucang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat berangsur surut. Namun masyarakat diminta waspada hingga berakhirnya cuaca ekstrem.
Kepada bidang Kedaruratan dan logistik (Darlog) BPBD Pangandaran, Supiatno mengatakan, untuk memastikan surutnya banjir tersebut dilihat menggunakan alat bantu drone dari BPBD Provinsi Jawa Barat.
BACA JUGA:
Raperda APBD 2026 Ditetapkan, Inilah Target Bupati Pangandaran
“Kondisi terkini Alhamdulillah sudah surut. Kemarin tim kami bersama BPBD provinsi melakukan asesmen ke lokasi menggunakan alat bantu drone. Cuma bekas lokasi banjir masih berantakan,” ujar Supiatno, Senin (1/12/2025).
Menurutnya, bencana banjir susulan kemungkinan besar akan terjadi merendam wilayah tersebut. Hal ini mengacu pada surat keputusan (SK) gubernur yang menyebutkan bahwa cuaca ekstrem berakhir sampai dengan 30 April 2026 mendatang.
“Artinya, bencana apapun masih bisa saja terjadi. Tidak hanya bencana banjir saja. Baik banjir bandang, angin topan atau puting beliung masih bisa saja terjadi di wilayah Pangandaran,” jelasnya.
Supiatno menyebut, cuaca per hari ini terlihat cerah. Namun ia belum bisa memperkirakan akan turun hujan, karena belum menerima laporan resmi dari BMKG.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Pangandaran menyebabkan sungai Citanduy meluap dan merendam dua kecamatan, yakni Padaherang dan Kalipucang.
BACA JUGA:
Ketua DPRD Pangandaran Minta Pemkab Tindak Peredaran Minol
Di Kecamatan Padaherang, banjir melanda Desa Sukanegara dan Desa Ciganjeng. Sementara di Kecamatan Kalipucang, genangan air tinggi terjadi di Desa Pamotan dan Desa Kalipucang.
Banjir tersebut juga merendam beberapa ruas jalan di Pangandaran, yaitu jalan Desa, Provinsi hingga dua jalan nasional. Akibatnya, jalur menuju ke objek wisata Pangandaran sedikit tersendat.
(Sajidin)
