spot_img
Jumat 28 November 2025
spot_img

Abdusy Syakur Amin: Garut Sangat Rawan Pergerakan Tanah

GARUT, FOKUSJabar.id: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut meningkatkan upaya kesiapsiagaan bencana dengan menggelar Sosialisasi Mitigasi Bencana Geologi Gerakan Tanah.

Kegiatan tersebut di buka resmi oleh Bupati Garut. Abdusy Syakur Amin, di Hotel Harmoni Garut, Tarogong Kaler. Dan ini menjadi respons serius terhadap tingginya frekuensi serta dampak bencana di wilayah tersebut.

Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin menegaskan bahwa kondisi geologi Garut yang di dominasi perbukitan. Di perparah lagi curah hujan tinggi, menjadikan daerah ini sangat rawan gerakan tanah.

Baca Juga: Serius! Pemkab Garut Kendalikan Laju Pertumbuhan Penduduk

“Berbagai macam kejadian bencana alam terus mengintai. Antara lain di daerah Singajaya Kabupaten Garut,” Jelas Syakur. Kamis (27/11/2025) kemarin.

Pernyataan Bupati tersebut merujuk pada serangkaian bencana gerakan tanah yang terjadi di Singajaya pada tahun 2025. Data menunjukkan, wilayah tersebut berulang kali mengalami insiden serius yang merusak infrastruktur vital dan mengancam permukiman warga.

Sering Terjadi Pergerakan Tanah

Pada tahun 2025. Singajaya menjadi lokasi bencana yang terus terulang. Pada April 2025, pergerakan tanah di Desa Singajaya mencapai 1,5 meter. Merusak dan mengancam total 32 bangunan, termasuk rumah dan masjid.

Bencana di Desa Girimukti pada periode yang sama telah memaksa 18 keluarga terdampak. Dan mendorong Pemkab Garut untuk mempertimbangkan status tanggap darurat.

Pada Juni 2025, puluhan bangunan kembali terancam, memicu rencana relokasi warga.

Baca Juga: Sekda Garut Instruksikan TPID Cari Berbagai Langkah Mitigasi

Sampai dengan November 2025, longsor terus terjadi. Jug sempat menutup total akses jalan Raya Singajaya-Banjarwangi di tiga titik.

Edukasi sebagai Pondasi Kuat Mitigasi

Melihat kondisi darurat tersebut, Bupati Syakur menegaskan bahwa sosialisasi ini merupakan bentuk kepedulian nyata Pemerintah.

“Kami percaya bahwa informasi akurat. Edukasi terkait pemahaman terhadap masyarakat akan menjadi pondasi yang kuat dalam mengurangi dampak bencana,” ujar Bupati.

Dengan luas wilayah 3.107 km2 dan populasi sekitar 2,8 juta penduduk. Bupati Syakur berharap upaya mitigasi ini tidak berhenti di ruang sosialisasi. Oleh karena itu harus juga ada strategi komprehensif. Serta melibatkan seluruh stakeholder dalam menindaklanjuti edukasi di lapangan.

“Kami berharap upaya-upaya yang komprehensif ini, kebersamaan antara kita bisa mengurangi dampak dari gerakan tanah. Dan perlu strategi komprehensif yang melibatkan semua pihak. Supaya Garut ke depan tidak banyak lagi terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan,” pungkasnya.

(Y.A. Supianto) 

spot_img

Berita Terbaru

Lewat ke baris perkakas