JAKARTA,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kabupaten Garut bergerak cepat menyikapi dinamika sektor peternakan di Jawa Barat yang mengalami kondisi over supply (kelebihan pasokan). Hal ini terungkap dalam kegiatan koordinasi dan konsultasi yang dilakukan rombongan Pemkab Garut dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian RI, di Gedung D Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (11/11/2025). Rombongan yang dipimpin langsung oleh Bupati Garut ini diterima oleh Dirjen PKH, Agung Suganda.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut, Beni Yoga Gunasantika, mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut membahas secara mendalam kondisi dan tantangan sektor peternakan di Jawa Barat.
“Kami sampaikan bahwa inflasi harga komoditas ternak justru tidak terjadi di luar Jawa, sementara di Jawa Barat, khususnya Garut, justru terjadi over supply,” ujar Beni Yoga Gunasantika saat dikonfirmasi setelah pertemuan.
Menurut Beni Yoga, kondisi kelebihan pasokan ini menuntut adanya langkah konkret dalam penetapan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang adil. Untuk mencapai kesepakatan harga yang berimbang, pihak Dirjen PKH menekankan perlunya mengumpulkan seluruh pelaku usaha, mulai dari produsen, broker, hingga penjual akhir.
“Disampaikan pula bahwa peran kepala daerah, dalam hal ini Bapak Bupati Garut, sangat penting. Bupati memiliki kewenangan untuk mengawasi dan mengambil tindakan terhadap perusahaan yang melanggar ketentuan harga di lapangan,” tegasnya.
BACA JUGA: 1 Rumah di Singajaya Garut Ambruk Diterjang Longsor
Beni Yoga menambahkan, Bupati Garut memberikan dukungan penuh dan respon yang sangat positif terhadap rencana program peternakan yang akan dilaksanakan oleh Diskannak, baik untuk pengembangan sektor sapi perah maupun ayam petelur.
Selain masalah harga, pertemuan juga membahas dorongan pembangunan pabrik pakan di Garut. Hal ini mengingat ketersediaan jagung di Jawa Barat yang melimpah, namun harga pakan di tingkat peternak masih relatif tinggi.
Dalam hal stimulus ekonomi, Diskannak Garut berharap intervensi dari pusat tidak berupa bantuan langsung, melainkan melalui skema subsidi bunga dan bibit untuk memperkuat modal usaha peternak.
Beni Yoga juga memaparkan kondisi umum dua komoditas peternakan strategis di Garut, di mana sapi perah populasinya mencapai 11.112 ekor, dengan produksi sebanyak 37.200 liter per hari. Namun, Supply susu di Garut baru memenuhi sekitar 32% dari total permintaan pasar di Kabupaten Garut.
“Perlu intervensi kegiatan untuk peningkatan produksi serta optimalisasi breeding dan feeding management,” paparnya.
Sementara, ayam petelur di Kabupaten Garut populasinya kini mencapai 409.457 ekor, dengan supply telur sebanyak 8.070 ton. “Supply ini baru memenuhi sekitar 44% dari permintaan pasar di Kabupaten Garut,” jelas Beni Yoga,
Di akhir pertemuan, Dirjen PKH menyampaikan pesan khusus agar kemitraan domba Garut sebagai plasma terus bersinergi dengan Universitas Padjadjaran (Unpad). Selain itu, penguatan sektor sapi perah juga menjadi fokus yang harus terus diperjuangkan.
“Kami berharap kunjungan ini dapat memperkuat sinergi dan kerja sama antara pusat dan daerah, khususnya dalam pengembangan sektor peternakan, peningkatan produktivitas, dan mewujudkan kemandirian pelaku usaha di Garut,” tutup Beni Yoga.
(Y.A. Supianto)


