BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus menunjukkan tren positif dan melampaui capaian nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mencatat, pertumbuhan ekonomi Jabar pada Triwulan III tahun 2025 mencapai 5,20% secara year on year (y-o-y), lebih tinggi dari angka nasional yang berada di 5,04%.
Capaian impresif ini menempatkan Jawa Barat di posisi kelima se-Indonesia dalam hal pertumbuhan ekonomi, sekaligus memberikan kontribusi signifikan sebesar 12,73% terhadap total pertumbuhan ekonomi nasional.
Plt. Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Darwis Sitorus, mengungkapkan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah provinsi dan daerah menjadi kunci di balik angka pertumbuhan yang solid ini.
BACA JUGA: BKD Jabar Pantau Hari Pertama Uji Coba WFH, Layanan Publik Tetap Berjalan Normal
“Mobilitas masyarakat sepanjang Januari-September, produksi padi yang meningkat, dan juga capaian realisasi investasi PMA dan PMDN yang mendorong sektor konstruksi dan komponen PMTB, semuanya turut mendukung pertumbuhan ekonomi Jabar yang positif,” kata Darwis.
Dalam catatan media, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi selama sembilan bulan menjabat konsisten menjalankan setidaknya lima kebijakan utama yang terbukti menopang laju ekonomi Jabar. Pertama, agar memudahkan lalu lintas orang dan barang, Pemprov Jabar telah membangun 666 kilometer jalan yang dibiayai dari pajak kendaraan, yang secara langsung mendorong mobilitas dan pertumbuhan ekonomi. Kedua, Dedi Mulyadi menekankan pentingnya menjaga kualitas jalan dan irigasi, sebab jika infrastruktur cepat rusak, pembangunan akan balik lagi ke jalan, sehingga investasi besar untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ke depan menjadi terhambat.
Kebijakan belanja infrastruktur yang besar ini diimbangi dengan langkah ketiga, yaitu melakukan transparansi APBD sejak awal menjabat, bahkan terbaru Dedi Mulyadi melaporkan kondisi kas daerah setiap hari di akun media sosialnya. Keempat, Pemprov Jabar memastikan iklim investasi kondusif dengan memberantas premanisme melalui pembentukan satuan tugas, serta menghilangkan praktik percaloan tenaga kerja industri melalui aplikasi NyariGawe. Kelima, Dedi juga aktif memfasilitasi dan mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan yang hendak berinvestasi dan berusaha di Jawa Barat.
Konsistensi kebijakan ini membuahkan hasil luar biasa di sektor penanaman modal. Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, nilai investasi di Jawa Barat pada Triwulan III tahun 2025 mencapai Rp77,1 triliun, menyumbang sekitar 15,7% dari total nasional. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan hingga 36,34% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa fokus investasi bukan hanya pada angka, tetapi pada dampak.
“Investasi tidak hanya soal angka, tapi bagaimana memberikan dampak nyata bagi pembangunan manusia di Jawa Barat,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, ia berkomitmen akan terus fokus pada pembangunan demi kepentingan masyarakat, sembari menerima segala kritik sebagai “obat” agar tetap mawas diri dan konsisten memperjuangkan rakyat.
(Anthika Asmara)


