GARUT,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) secara serius mendorong perubahan perilaku masyarakat, khususnya generasi muda Garut, agar bertanggung jawab penuh atas sampah yang mereka hasilkan. Langkah ini diambil dalam upaya mewujudkan Garut yang bersih dan berkelanjutan melalui konsep Zero Waste.
Komitmen ini ditekankan dalam Lokakarya bertajuk “Bersama Anak & Kaum Muda: Menanggulangi Sampah menuju Garut Bersih dan Berkelanjutan” di Fave Hotel Garut, Senin (3/11/2025). Acara ini diselenggarakan oleh Nexus3 Foundation dan didukung oleh Kementerian Federal Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman serta Terre des Hommes Jerman.
Target Massif, Sampah Hari Ini Selesai Hari Ini
Kepala DLH Kabupaten Garut, Jujun Juansyah Nurhakim, yang membuka lokakarya tersebut, menyatakan forum ini menjadi ajang brainstorming penting bersama berbagai pemangku kepentingan, termasuk Pesantren Welas Asih (PWA).
BACA JUGA: Wabup Garut Serahkan SK Pensiun, 860 ASN Purna Tugas di Tahun 2025
“Harapannya dari kegiatan ini keluar rekomendasi-rekomendasi yang harus dilakukan oleh khususnya dinas terkait atau pemangku kebijakan dalam rangka Garut Bersih dari sampah dan Berkelanjutan,” ujar Jujun.
Ia menegaskan DLH Garut akan memperluas sosialisasi hingga ke sekolah-sekolah untuk mengupayakan pengurangan sampah secara masif. Tujuannya adalah agar setiap lokasi dapat menerapkan konsep zero waste atau “sampah hari ini selesai hari ini dan di tempat ini.”
Imbauan DLH, Sampah Tanggung Jawab Individu
Jujun mengimbau warga Garut untuk menjadikan sampah sebagai tanggung jawab individu yang dimulai dari rumah. Caranya, mengolah sampah organik menjadi kompos, memilah sampah non-organik, dan menyerahkan residu ke TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) yang dikelola desa.
“Artinya semua sampah dari organik dan non-organik dipilah di rumahnya juga atau TPS3R, termasuk residu juga akan selesai di situ dan senantiasa masyarakat melakukan upaya pembuatan recycling,” kata dia.
Generasi Muda Sebagai Kunci Perubahan
Nexus3 Foundation, melalui CHIME Program Manager Yune Eribowo, menjelaskan fokus pada anak-anak dan kaum muda adalah strategi jangka panjang.
“Anak-anak sebagai generasi muda itu harus tahu bagaimana mereka berperilaku pada lingkungan sekitar,” kata Yune.
Menurut Yune, membiasakan anak-anak untuk memilah sampah sejak dini akan sangat membantu menyelesaikan isu sampah di masa depan, mengurangi ketergantungan pada pemerintah.
BACA JUGA: Muspimwil HIMA PERSIS di Garut, Kemendagri Ajak Mahasiswa Siapkan Peta Jalan 2045
“Kalo mereka yang melakukan sendiri, mereka yang melakukan aksinya dari diri mereka sendiri sejak dini, itu akan berdampak lebih baik,” ujarnya.
Antusiasme positif datang dari peserta, seperti Faiz Muhammad Syaiba Amin dari SMA Welas Asih. Faiz menekankan bahwa mengatasi masalah lingkungan membutuhkan kolaborasi semua stakeholder (Pemerintah, warga, dan keluarga), dengan kaum muda sebagai agen perubahan.
“Mulai dari memungut satu sampah setiap keluar dari kelas, karena hal besar mulai dari hal kecil,” kata dia.
(Y.A. Supianto)


