spot_img
Kamis 23 Oktober 2025
spot_img

Ponpes Darul Arqam Garut Raih Predikat Pesantren Transformatif, Adaptif dan Inovatif

GARUT,FOKUSJabar.id: Menjelang usia emasnya yang ke-50 tahun, Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Arqam Muhammadiyah Garut, Jawa Barat, menorehkan prestasi gemilang dengan meraih penghargaan Pesantren Transformatif dalam ajang Pesantren Awards 2025 yang digelar Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).

Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan Darul Arqam dalam melakukan transformasi sistemik yang mencakup tiga dimensi utama, yakni nilai-nilai keislaman, sistem manajemen modern, serta kurikulum pembelajaran yang kontekstual dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Baca Juga: Wabup Garut Soroti Tantangan Dunia Pendidikan di Era Digital dan Bahaya Cyberbullying

Transformasi Berbasis Nilai dan Visi Global

Pimpinan Ponpes Darul Arqam Garut, H. Ahmad Syauqi, menjelaskan bahwa transformasi tersebut berangkat dari kesadaran kolektif untuk mewujudkan visi besar pesantren: “Menumbuhkan kader ulama berakhlakul karimah, berwatak kemuhammadiyahan, bertafaqquh fiddin, dan berwawasan global.”

Menurutnya, keberhasilan ini bukan hasil dari satu program tunggal, melainkan bagian dari gerakan besar bertajuk “Integrasi Nilai dan Sistem Pesantren” yang berjalan secara berkelanjutan.

“Pesantren Transformatif di Darul Arqam berarti bergerak dari pola tradisional menuju sistem pendidikan dan pengasuhan yang profesional, adaptif, serta berkemajuan,” ujar Ahmad Syauqi, Kamis (23/10/2025).

Ia menambahkan, seluruh proses perubahan itu berpijak pada nilai utama KH INSAN PADI (Ikhlas, Integritas, Santun, Empati, Tajdid) yang diwujudkan dalam tagline khas Sunda: “Bageur Pasti Pinter Nuturkeun” — yang bermakna “Orang baik pasti cerdas dalam mengikuti kebenaran.”

Santri Sebagai Mitra Strategis Perubahan

Transformasi di Darul Arqam juga mengubah cara pandang terhadap santri. Kini, para santri tak lagi menjadi sekadar objek pendidikan, melainkan mitra strategis dalam proses perubahan.

Santri kelas XI, Fakhira dan Gaharu, menyebut mereka terlibat langsung dalam berbagai kegiatan dan kebijakan pesantren.


“Pondok nggak melihat santri hanya sebagai penerima ilmu, tapi sebagai subjek perubahan. Kami terlibat dalam program-programnya, bukan sekadar manut,” ujar Fakhira.

Sementara itu, Gaharu menyebut pesantrennya sebagai “laboratorium kehidupan nyata.”

“Organisasi santri di sini bukan hanya pelengkap, tapi benar-benar jadi mitra pondok. Kami belajar mandiri, menyusun kegiatan, membuat proposal dan surat resmi, semua itu melatih life skill untuk masa depan,” jelasnya.

Integrasi Kurikulum, Teknologi, dan Ekologi

Ponpes Darul Arqam juga berhasil mengintegrasikan pendidikan agama (tafaqquh fiddin) dengan sains dan teknologi modern. Melalui laboratorium komputer dan pembelajaran digital, para santri mendapat bekal kemampuan teknologi agar “nggak kudet” alias tidak tertinggal zaman.

Selain itu, pesantren ini aktif menerapkan konsep Ekopesantren.
Guru biologi, Agus Barkah, menjelaskan santri diajak untuk belajar secara kontekstual sekaligus menjaga lingkungan.


“Santri kami latih mengolah sampah organik menjadi media budidaya maggot dan memanfaatkan lahan untuk hidroponik,” tuturnya.

Ia menambahkan, setiap santri wajib menjaga kebersihan peralatan praktikum dan memilah sampah, serta membawa botol minum pribadi untuk mengurangi limbah plastik.

Pesantren Ramah Anak dan Anti-Perundungan

Dalam aspek sosial, Darul Arqam juga berkomitmen menjadi Pesantren Ramah Anak dan anti-bullying.
Fakhira menyebut, layanan Bimbingan Konseling (BK) di pesantren berfungsi sebagai ruang dialog dan solusi, bukan tempat pemberian sanksi.


“BK di sini itu tempat curhat dan mencari solusi, bukan buat menakuti santri,” ujarnya.

Sementara Gaharu menambahkan, Bidang Advokasi IPM berperan aktif sebagai konselor sebaya di asrama untuk menciptakan ruang aman dan mencegah konflik antar-santri.

Menjaga Keseimbangan Spiritual dan Profesional

Meski banyak meraih pencapaian, Ahmad Syauqi mengakui tantangan terbesar transformasi justru ada pada perubahan pola pikir dan budaya kerja di internal pesantren.

“Menyeimbangkan antara ruh spiritualitas pesantren dengan tuntutan profesionalisme modern bukan hal mudah. Tantangannya adalah agar semangat keikhlasan tidak bergeser menjadi sekadar urusan administratif,” ungkapnya.

Ke depan, pihaknya berkomitmen untuk terus memperkuat internalisasi nilai KH INSAN PADI, serta memperluas kemitraan dengan berbagai pihak guna mempertahankan predikat sebagai Pesantren Transformatif.

Fakhira dan Gaharu menutup dengan harapan senada.
“Kami bangga jadi bagian dari Darul Arqam. Semoga pesantren ini terus jadi pelopor perubahan dan melahirkan generasi unggul dalam akhlak dan ilmu,” kata Fakhira.

(Y.A. Supianto)

spot_img

Berita Terbaru