PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Proyek pembangunan revitalisasi gedung Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bantarhuni, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, memakan korban. Seorang pekerja proyek bernama Sunardi dilaporkan tersengat arus listrik milik PLN saat sedang bekerja di bagian atap bangunan. Insiden tersebut sempat menghebohkan warga sekitar lokasi.
Salah satu warga, Solatun, menuturkan bahwa saat kejadian, korban tengah memasang atap baja ringan (bajring). Ia menduga posisi atap terlalu dekat dengan kabel listrik PLN, sehingga memicu sengatan arus kuat.
Baca Juga: Warga Sumatera Selatan Diduga jadi Korban Penipuan Proyek PJU di Pangandaran
“Tadi ramai sekali, saya juga kaget. Ternyata ada pekerja bangunan yang kesetrum,” kata Solatun kepada wartawan, Kamis (23/10/2025).
Korban Alami Luka di Paha dan Shock Berat
Beruntung, korban tidak sampai terjatuh dari ketinggian setelah tersengat listrik. Namun, ia mengalami luka serius di bagian paha serta shock berat akibat insiden tersebut.
“Korban langsung diturunkan sama rekan-rekannya. Kelihatannya tidak pingsan, cuma diam saja. Tapi lukanya parah di paha, sampai bolong karena kesetrum,” jelas Solatun.
Pihak Proyek Akui dan Bertanggung Jawab
Penanggung jawab proyek, Herman, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia memastikan pihak perusahaan telah mengambil langkah cepat dan bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa pekerjanya.
“Benar, kejadiannya sekitar seminggu lalu. Kami dari pihak perusahaan sudah bertindak sesuai prosedur dan bertanggung jawab sepenuhnya,” ujarnya.
Herman menyebut, korban merupakan warga Majenang, Jawa Tengah. Setelah kejadian, Sunardi segera dibawa ke Puskesmas Mangunjaya untuk mendapatkan pertolongan pertama, lalu dirujuk ke RSUD Rafa Majenang.
“Sekarang korban sudah berada di rumahnya di Majenang,” tambahnya.
Minim Penggunaan Alat Pelindung Diri
Berdasarkan pantauan di lokasi, aktivitas proyek revitalisasi MI Bantarhuni masih terus berjalan. Namun, sejumlah pekerja tampak tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti helm keselamatan atau sepatu safety, yang seharusnya menjadi standar dalam pekerjaan konstruksi berisiko tinggi.
Di papan informasi proyek tertulis bahwa kegiatan revitalisasi madrasah tersebut bersumber dari dana APBN tahun 2025 dengan nilai kontrak mencapai Rp22.629.057.954. Proyek dikerjakan oleh PT Nenci Citra Pratama sebagai kontraktor pelaksana.
(Sajidin)