JAKARTA,FOKUSJabar.id: Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) memperkuat sinergi dengan media melalui kegiatan coffee morning bersama jurnalis dari berbagai media nasional di kantor KemenP2MI, Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Acara yang dipimpin langsung oleh Menteri P2MI Mukhtarudin dan Wakil Menteri Christina Aryani itu menjadi ajang silaturahmi sekaligus forum strategis untuk membangun kemitraan dalam mengedukasi publik tentang pentingnya migrasi yang aman, legal, dan bermartabat.
“Saya tidak ingin ada jarak dengan teman-teman jurnalis. Acara ini kesempatan untuk saling mengenal, berbagi pandangan, dan mendengar masukan. Kritik dari media sangat kami hargai untuk memperbaiki kinerja kami,”kata Mukhtarudin.
Mukhtarudin menilai, media memiliki peran sentral dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada masyarakat, terutama terkait isu pekerja migran.
Menurutnya, kesalahan informasi dapat menimbulkan risiko besar bagi calon pekerja migran, khususnya yang berangkat secara non-prosedural.
Dalam diskusi, Mukhtarudin menyoroti masih tingginya kasus keberangkatan pekerja migran secara ilegal. Pekerja non-prosedural, katanya, kerap menjadi korban penipuan, eksploitasi, hingga perdagangan manusia.
“Pekerja migran ilegal sering kali menjadi sumber masalah. Kami tidak tahu mereka berangkat lewat jalur apa, bekerja di mana, atau dalam kondisi seperti apa. Ini menyulitkan pemerintah untuk memberi perlindungan,” jelasnya.
Baca Juga: KemenP2MI Siapkan Pelatihan 500 Ribu Tenaga Kerja Terampil untuk Pasar Internasional
Sementara pekerja migran resmi memiliki jaminan hukum, sosial, dan perlindungan kerja, mereka yang berangkat tanpa prosedur justru tidak memiliki kepastian nasib maupun perlindungan dasar.
Mukhtarudin menegaskan pentingnya kampanye literasi dan edukasi publik tentang migrasi aman, dengan dukungan aktif dari media massa di seluruh Indonesia.
Untuk memperkuat tata kelola pekerja migran, KemenP2MI tengah menyiapkan sistem penempatan pekerja migran terintegrasi yang mencakup seluruh tahapan, mulai dari pelatihan pra-keberangkatan, penempatan di negara tujuan, hingga pemberdayaan purna migran.
Sistem ini melibatkan kerja sama lintas sektor dengan 12 kementerian dan lembaga, serta kolaborasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk memperkuat diplomasi perlindungan di negara tujuan.
“Kami ingin pekerja migran Indonesia tidak hanya berangkat dengan aman, tetapi juga pulang dengan martabat. Mereka harus punya keterampilan yang kompetitif sehingga bisa berkontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional,”ungkapnya.
Baca Juga: Terbukti Kirim Pekerja Migran ke Negara Moratorium, Kementerian P2MI Segel PT Alfa Nusantara Perdana
Sejak Oktober 2024, KemenP2MI telah meluncurkan sejumlah program untuk mendukung peningkatan kompetensi dan kesejahteraan pekerja migran, antara lain:
- KUR Penempatan Pekerja Migran Indonesia, yang telah menyalurkan Rp60 miliar kepada lebih dari 2.000 penerima manfaat guna mendukung keberangkatan resmi tanpa bergantung pada calo.
- Migrant Center di Perguruan Tinggi, bekerja sama dengan universitas untuk menyediakan pusat informasi dan pelatihan migrasi aman.
- Kelas Migran untuk Siswa SMK, membekali siswa dengan keterampilan global dan literasi migrasi resmi.
- Desa Migran Emas, yang fokus pada pemberdayaan ekonomi di desa kantong pekerja migran agar purna migran dapat berkontribusi secara berkelanjutan.
Acara coffee morning tersebut ditutup dengan komitmen bersama antara KemenP2MI dan media untuk memperkuat peran edukatif media dalam mendorong migrasi aman.
“Media punya kekuatan untuk mengubah persepsi. Kami harap jurnalis bisa membantu menyebarkan pesan bahwa migrasi aman adalah pilihan terbaik bagi pekerja migran dan keluarganya,” pungkasnya.
Langkah KemenP2MI ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam membangun komunikasi dua arah dengan media sebagai mitra strategis, guna menciptakan perubahan sosial dan perlindungan menyeluruh bagi pekerja migran Indonesia.
(Yusuf Mugni)