PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Setelah lebih dari tiga dekade berdiri, Pasar Pananjung Pangandaran kini berada dalam kondisi yang semakin memprihatinkan. Pasar tradisional yang menjadi pusat aktivitas ekonomi warga sejak awal tahun 1990-an itu belum pernah tersentuh program revitalisasi menyeluruh dari pemerintah daerah.
Berjarak hanya sekitar 1,9 kilometer dari kawasan wisata Pantai Pangandaran, pasar ini seharusnya menjadi simpul perdagangan strategis. Namun kini, aktivitas jual beli kian menurun akibat kondisi pasar yang kotor, becek, dan berbau tak sedap di beberapa titik.
“Setelah hujan, pasar makin parah. Jalannya berlumpur, atap kios banyak yang bocor,” keluh Ketua Himpunan Pedagang Pasar Pangandaran (HP2P), Suryaman, Sabtu (18/10/2025).
Wacana Revitalisasi Menggantung 15 Tahun
Suryaman mengungkapkan, rencana revitalisasi pasar sebenarnya telah bergulir sejak tahun 2010, bahkan ketika Pangandaran masih menjadi bagian dari Kabupaten Ciamis. Namun hingga kini, janji pembenahan itu tak kunjung terealisasi.
“Sudah 15 tahun cuma jadi wacana. Rapat sudah sering, tapi belum ada hasil konkret. Sekarang Pangandaran sudah jadi daerah otonomi baru, tapi pasar tetap begini-begini saja,” ujarnya dengan nada kecewa.
Dalam kondisi serba terbatas, para pedagang pun berinisiatif memperbaiki fasilitas secara swadaya. Mereka meratakan jalan dengan dana iuran dan melakukan perawatan ringan agar pasar tetap bisa beroperasi.
Meski bangunan utama pasar dinilai masih kokoh, masalah drainase buruk dan kebersihan terus menjadi keluhan utama.
“Kalau hujan, air meluap ke dalam kios. Jalanan jadi jarijih (kotor) dan licin,” tambahnya.
Ratusan Ruko Tutup, Aktivitas Ekonomi Menurun
Dari sekitar 700 unit ruko yang tersedia di Pasar Pananjung, hanya sekitar 60 persen yang masih aktif. Sisanya sudah tutup, terutama pedagang pakaian yang kalah bersaing dengan penjualan daring (online).
Penurunan aktivitas ini tak hanya berdampak pada ekonomi pedagang, tapi juga mengurangi daya tarik pasar sebagai ruang ekonomi rakyat di kawasan wisata Pangandaran.
Bupati Akui Anggaran Revitalisasi Terbatas
Menanggapi hal tersebut, Bupati Pangandaran Citra Pitriyami mengakui bahwa rencana revitalisasi pasar terkendala keterbatasan anggaran daerah.
“Dari dokumen perencanaan, kebutuhan anggaran untuk revitalisasi penuh mencapai sekitar Rp80 miliar. Jika hanya mengandalkan APBD, tentu tidak cukup,” jelas Citra saat meninjau langsung kondisi pasar.
Untuk sementara, Pemkab Pangandaran akan memprioritaskan perbaikan fasilitas dasar seperti drainase dan akses jalan yang dinilai paling mendesak.
“Kita perbaiki dulu yang paling urgent. Kalau nanti ada dukungan dana dari provinsi atau pusat, baru bisa kita bangun menyeluruh,” ujarnya.
(Sajidin)