BANDUNG,FOKUSJabar.id: Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Barat mendukung penuh langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan aplikasi sistem rekrutmen ketenagakerjaan berbasis digital dan kecerdasan buatan (AI), Nyari Gawe. Melalui aplikasi yang digagas Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, pencari kerja dapat mengakses informasi lowongan secara langsung dan perusahaan dapat melakukan proses rekrutmen dengan lebih cepat, transparan, dan efisien.
Aplikasi yang resmi diluncurkan 7 Oktober 2025 ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan sistem rekrutmen tenaga kerja secara online. Mulai dari memasang dan mengelola lowongan kerja, melakukan wawancara daring, hingga menyeleksi kandidat sesuai kualifikasi dengan dukungan AI.
BACA JUGA:
Asia Afrika Festival 2025, Jalan Ikonik Kota Bandung Ditutup
Sistem dalam aplikasi Nyari Gawe pun memfasilitasi pelamar untuk mengunggah dokumen secara digital tanpa perlu membawa berkas fisik. Dalam 10 hari sejak diluncurkan, aplikasi ini sudah mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat dan dunia usaha terhadap transformasi digital bidang ketenagakerjaan dengan mencatat 105.491 pelamar kerja dan 105 perusahaan terdaftar.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Gubernur Jabar dalam menghadirkan sistem rekrutmen tenaga kerja yang transparan, efisien, dan mendukung iklim investasi. Dalam iklim investasi, faktor penting bagi pengusaha selain upah, infrastruktur, dan perizinan yang transparan, adalah ketersediaan SDM berkualitas. Melalui aplikasi ini, pengusaha terbantu dalam mendapatkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dengan proses yang lebih transparan, cepat dan efisien,” kata Ketua APINDO Jawa Barat, Ning Wahyu kepada wartawan Sabtu (18/10/2025).
Ning Wahyu menambahkan, sistem digital Nyari Gawe dapat meminimalisir intervensi eksternal dan praktik tidak sehat dalam proses rekrutmen tenaga kerja. Kehadiran aplikasi ini pun dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi pencari kerja karena pada dasarnya pekerja merupakan bagian tak terpisahkan dari dunia usaha.
“Dalam proses rekrutmen, sering kali ada intervensi dari pihak tertentu. Dengan sistem digital ini, praktik seperti pungutan liar bisa dikurangi bahkan dihilangkan, sehingga rekrutmen menjadi lebih objektif, ekonomis dan transparan,” kata Ning Wahyu.
Kehadiran aplikasi Nyari Gawe pun menjadi solusi nyata bagi pencari kerja dalam mencari lowongan pekerjaan yang sesuai. Artificial Intelligence (AI) dalam aplikasi tersebut bisa memberi evaluasi personal terkait kompetensi, seperti rekomendasi pelatihan yang perlu diikuti agar lebih siap kerja.
Ketua APINDO Jabar pun mengajak seluruh pengusaha untuk mendaftarkan perusahaannya, memberikan informasi lowongan dan memanfaatkan dengan optimal aplikasi Nyari Gawe. Penyampaian informasi lowongan kerja merupakan kewajiban bagi perusahaan sesuai dengan Peraturan Presiden No 57 Tahun 2023 tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan.
“Jangan sampai aplikasi ini hanya ramai oleh pelamar, tapi tidak diimbangi dengan partisipasi perusahaan. Kita ingin sistem ini benar-benar menjadi jembatan nyata antara dunia usaha dan tenaga kerja sehingga mampu menjadi solusi bersama, baik bagi pengusaha maupun pencari kerja,” Ning Wahyu menjelaskan.
Selain mendaftar, lanjut Ning, para pengusaha diharapkan secara aktif dan rutin melakukan update data penerimaan tenaga kerja melalui sistem ini. Dengan demikian, data ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Barat menjadi lebih akurat serta bisa menjadi dasar dalam perumusan dan pengambilan kebijakan ketenagakerjaan yang akurat.
“Aplikasi Nyari Gawe dapat menjadi solusi dalam menekan angka pengangguran di Jabar, yang mencapai 1,81 juta orang atau sebesar 24,8% dari total pengangguran nasional pada Februari 2025 dengan mayoritas berasal dari lulusan SMK dan SMA. Aplikasi ini bukan hanya inovasi teknologi, tetapi juga langkah strategis menuju transformasi digital ketenagakerjaan di daerah. Dan kami dari APINDO Jabar akan terus berkolaborasi dengan Gubernur Jabar bersama jajarannya di Pemprov Jabar untuk memastikan sistem ini berjalan optimal dan berkelanjutan demi kemajuan dunia usaha dan penyerapan tenaga kerja di Jabar,” Ning Wahyu menegaskan.
(ageng)