BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kota Bandung yang selama ini dikenal dengan udara sejuknya kini tengah mengalami perubahan drastis. Dalam sepekan terakhir, suhu udara melonjak tajam hingga membuat warga merasa kepanasan siang maupun malam hari. Cuaca panas ekstrem ini pun mengganggu aktivitas warga dan memaksa mereka beradaptasi dengan berbagai cara.
Rangga (25), warga Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cibeunying Kidul, mengaku kaget dengan kondisi cuaca yang tak seperti biasanya.
Baca Juga: Pemkot Bandung Rekrut 1.597 Petugas Pemilah Sampah Organik di Tingkat RW
“Biasanya Bandung itu adem, bahkan siang hari pun masih terasa sejuk. Tapi sekarang panasnya luar biasa, di dalam rumah aja masih gerah,” ujar Rangga, Jumat (17/10/2025).
Tanpa kipas angin atau pendingin ruangan, Rangga terpaksa mencari cara agar bisa beristirahat nyaman.
“Tidur di lantai biar agak adem. Kalau di kasur, malah makin panas,” katanya sambil tersenyum lelah.
Ia menambahkan, cuaca panas juga membuat kebiasaannya berubah. Kegiatan sore hari yang dulu menyenangkan kini harus ditinggalkan.
“Biasanya sore-sore bisa jalan santai, sekarang rasanya nggak kuat keluar. Panas banget,” ucapnya.
Hal serupa dialami Yasril (25), warga Kelurahan Lebakgede, Kecamatan Coblong. Ia menyebut, kondisi panas kali ini terasa tidak wajar, mengingat pertengahan Oktober seharusnya sudah memasuki musim hujan.
“Aneh aja, minggu kemarin masih sering hujan sore, tapi sekarang panasnya kayak dioven. Siang hari tuh ‘ngelekep’ banget, bikin badan lengket,” ungkapnya.
Menurut Yasril, suhu tinggi membuat tubuh cepat berkeringat meski baru saja mandi. Ia dan rekan-rekannya yang bekerja di luar ruangan juga mulai merasakan dampaknya, seperti kulit memerah dan perih akibat paparan sinar matahari.
“Banyak teman yang tangannya merah-merah dan perih karena panas. Jadi sekarang saya pakai baju lengan panjang dan rutin pakai sunscreen biar aman,” katanya.
Fenomena panas ekstrem ini menjadi pengingat nyata bahwa perubahan iklim semakin terasa dampaknya. Warga Bandung pun berharap hujan segera turun agar suhu udara kembali normal seperti biasanya.
(Yusuf Mugni)
