spot_img
Kamis 16 Oktober 2025
spot_img

Mahasiswa S2 UBHI Kuningan Edukasi Santri Tasikmalaya Cegah Anemia Sejak Dini

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Kekurangan darah atau anemia masih menjadi masalah kesehatan yang sering dialami oleh remaja putri dan ibu hamil. Kondisi ini menjadi perhatian serius mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Bhakti Husada Indonesia (UBHI) Kuningan, yang turun langsung memberikan edukasi di Pondok Pesantren Daarul Anba Bantar Gedang, Kota Tasikmalaya.

Enam mahasiswa S2 UBHI yakni dr. Isni Lestari, dr. Santi Padmasari, dr. Ida Ayu Ria Indhira Nutrisya, dr. Christina Yulius Dermawan, dr. Liesta Dewi Gustiany, dan Neli Puspitasari, SKM mengabdikan diri melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan tema “Pentingnya Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja untuk Sehat dan Hebat Tanpa Anemia – Putri Sehati.”

Baca Juga: Umtas Wisuda 429 Lulusan, Wamen Dikdasmen Hadiri Prosesi Penuh Makna

Kegiatan yang berlangsung, Kamis (16/10/2025) ini dibuka langsung oleh Pimpinan Ponpes Daarul Anba K.H. Achep Noor Mubarok, serta dihadiri Warek Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UBHI Kuningan Cecep Heryana, Kepala Puskesmas Kersanagara M. Ginanjar, dan Kaprodi S2 Kesehatan UBHI Dr. Mamlukah.

Pesantren Jadi Lokus Edukasi Kesehatan

K.H. Achep Noor Mubarok menyambut baik kegiatan tersebut dan menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa UBHI.

“Ini kegiatan yang sangat positif bagi para santri. Mereka bisa memahami penyakit sekaligus cara mencegahnya langsung dari para dokter yang berpengalaman,” ujarnya.

Menurutnya, remaja putri dan ibu hamil termasuk kelompok yang paling rentan terkena anemia, karena kehilangan darah setiap bulan akibat menstruasi.

“Pemberian tablet tambah darah ini sangat penting agar remaja tumbuh sehat, kuat, dan terhindar dari anemia. Kesehatan yang baik akan melahirkan generasi bangsa yang berkualitas,” tambahnya.

Edukasi dan Intervensi Kesehatan untuk Generasi Sehat

Sementara itu, Warek UBHI Cecep Heryana menjelaskan bahwa pengabdian masyarakat merupakan bagian dari tanggung jawab akademik mahasiswa magister untuk mengimplementasikan ilmu yang dipelajari.

“Mahasiswa Magister harus mampu menerapkan keilmuannya di tengah masyarakat, salah satunya melalui edukasi tentang pencegahan anemia,” ujarnya.

Cecep menuturkan, kasus anemia di Indonesia masih tergolong tinggi dan mayoritas dialami oleh remaja putri dan ibu hamil. Kondisi rendahnya kadar hemoglobin (Hb) pada remaja dapat berdampak panjang hingga masa kehamilan kelak.

“Remaja yang anemia berisiko melahirkan anak stunting. Karena itu, intervensi sejak dini sangat penting,” tegasnya.

Lahirkan “Duta Putri Sehati” di Lingkungan Pesantren

Ketua kelompok pengabdian, dr. Isni Lestari, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada edukasi, tetapi juga pembentukan “Duta Putri Sehati”, yaitu santriwati yang akan menjadi agen perubahan di lingkungan pesantren.

“Duta Putri Sehati akan membantu mendistribusikan tablet tambah darah dan memastikan teman-temannya rutin mengonsumsinya,” jelasnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini diharapkan mampu mengubah perilaku remaja agar lebih peduli terhadap kesehatan, terutama dalam menjaga kadar hemoglobin tubuh.

“Kami ingin para santriwati lebih sadar pentingnya kesehatan diri, rutin minum tablet tambah darah, serta mengonsumsi buah dan sayur agar terhindar dari anemia,” pungkasnya.

(Seda)

spot_img

Berita Terbaru