GARUT,FOKUSJabar.id: Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, memberikan apresiasi tinggi terhadap penerapan Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (Srikandi) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut.
Menurutnya, kehadiran aplikasi ini telah membawa perubahan besar dalam tata kelola administrasi pemerintahan, terutama dalam meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi pelayanan publik.
Baca Juga: Wisuda ke-3 STAI KH. Badruzzaman, Bupati Garut Dorong Lulusan Jadi Agen Peningkatan IPM dan PDRB
Hal itu disampaikan Bupati Abdusy Syakur dalam acara Penguatan Penggunaan Aplikasi Srikandi yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Garut di Auditorium Prof. Dr. Aam Hamdani, Kampus 4 Universitas Garut (Uniga), Rabu (15/10/2025).
Acara tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan arsip dinamis agar pelayanan publik semakin efektif dan profesional.
“Dulu saya sering bekerja hingga malam hanya untuk menelaah dan menandatangani surat secara manual. Sekarang, dengan aplikasi Srikandi, prosesnya jauh lebih cepat dan membuat pekerjaan lebih ringan,” ungkap Bupati.
Ia menambahkan, Srikandi tidak hanya mempercepat proses administrasi, tetapi juga memungkinkan integrasi lintas instansi secara simultan.
“Disposisi ke 35 SKPD bisa dilakukan serentak. Saya pun bisa memantau siapa saja yang sudah membaca surat edaran,” jelasnya.
Lebih jauh, Abdusy Syakur menegaskan bahwa Srikandi juga memperkuat transparansi birokrasi.
“Tidak bisa dimundurkan tanggalnya, tidak bisa diubah. Saya tahu aktivitas para pejabat setiap hari. Cukup satu eksekusi, banyak hal bisa disinergikan,” tegasnya.
Arsip sebagai Rekaman Otentik Sejarah
Sementara itu, Direktur Kearsipan Daerah II Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Wawan, mengingatkan pentingnya arsip sebagai rekaman otentik sejarah dan kegiatan pemerintahan. Hal ini sesuai amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
“Ketika membaca sejarah Garut, saya tahu kabupaten ini berdiri sejak 16 Februari 1813. Tapi, apakah ada catatan autentik yang lengkap terkait perjalanan Garut sejak itu? Ternyata tidak banyak,” ujarnya.
Menurut Wawan, arsip bukan sekadar dokumen administratif, melainkan catatan penting yang merekam jejak sejarah dan identitas daerah.
Progres Positif Implementasi Srikandi di Garut
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Garut, Totong, melaporkan perkembangan signifikan dalam penggunaan aplikasi Srikandi di lingkungan Pemkab Garut.
“Sampai saat ini, tercatat 40.625 naskah masuk, 17.789 naskah keluar, dan 36.496 disposisi melalui aplikasi Srikandi,” jelas Totong.
Ia menambahkan, tingkat keaktifan pengguna pada minggu kedua Oktober telah mencapai lebih dari 50 persen, dan ditargetkan meningkat hingga 80 persen pada akhir bulan.
Untuk mendukung target tersebut, pihaknya telah membentuk Help Desk Srikandi yang berfungsi memberikan solusi teknis, pendampingan administratif, dan edukasi pengguna.
Acara ini diikuti oleh 158 peserta yang terdiri dari para kepala SKPD, camat, serta operator aplikasi Srikandi se-Kabupaten Garut.
(Y.A. Supianto)