spot_img
Sabtu 8 November 2025
spot_img

Dari Sampah Jadi Karya Estetik, Ecobrick KSM Binangkit Simbol Kebangkitan Warga Mekargalih Peduli Bumi

GARUT,FOKUSJabar.id: Tumpukan sampah plastik seringkali menjadi momok tak berkesudahan bagi desa-desa di Indonesia. Namun, KSM Binangkit di Desa Mekargalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut Jawa Barat (Jabar), masalah ini justru diubah menjadi solusi konkret yang bernilai estetika dan sosial.

Inilah inovasi Ecobrick yang digagas oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Binangkit, sebuah bank sampah berbasis komunitas yang kini menjadi mercusuar perubahan perilaku lingkungan.

BACA JUGA:

PMI Asal Garut Sakit di Arab Saudi, Pemkab Bergerak Cepat Fasilitasi Pemulangan

Berangkat dari keprihatinan terhadap meningkatnya timbunan sampah rumah tangga, KSM Binangkit lahir pada Mei 2024 atas kolaborasi inisiatif kader Program Keluarga Harapan (PKH) dan fasilitator dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut melalui program Kang Raling (Kampung Ramah Lingkungan).

Tujuannya, membangun sistem pengelolaan sampah yang mandiri, berkelanjutan dan berkeadilan lingkungan.

Bank Sampah KSM Binangkit sendiri resmi diluncurkan pada Selasa (14/10/2025) ditandai dengan peresmian oleh Wakil Bupati Garut, Putri Karlina.

Peresmian tersebut merupakan puncak dari Program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Program Studi Teknik Elektro Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung.

Dorongan Ekonomi Sirkular dan Apresiasi Wakil Bupati Garut

Peresmian bank sampah ini menjadi implementasi nyata dari konsep ekonomi sirkular di tingkat desa. Wakil Bupati, Putri Karlina mengapresiasi inovasi tersebut.

“Hal ini merupakan sesuatu yang baru bagi Garut, sangat luar biasa. Ecobrick yang dibuat dari sampah plastik low value bisa dimanfaatkan menjadi bahan bangunan. Tentu hal ini sangat melibatkan partisipasi masyarakat. Dan ini sesuatu yang luar biasa,” kata Wakil Bupati.

Dia juga mendorong setiap stakeholder untuk melakukan kolaborasi memanfaatkan ecobrick.

Mengubah Masalah Menjadi Material Padat

Fokus utama KSM Binangkit adalah menangani “sampah low value” jenis plastik yang sulit dijual dan sering berakhir tragis di TPA atau dibakar.

Inovasi ecobrick menjadi jawaban. Ecobrick adalah bata ramah lingkungan yang dibuat dari botol plastik bekas yang dipadatkan dengan sampah plastik low value lainnya.

BACA JUGA:

Wabup Garut Resmikan Bank Sampah KSM Binangkit

Keunggulan ecobrick melampaui sekadar mengurangi sampah dan mampu memperpanjang umur pakai plastik menjadi material yang padat dan kuat serta mengurangi volume residu yang dibuang ke TPA secara drastis.

Selain itu, mendukung pembangunan berkelanjutan. Karena ecobrick dapat digunakan sebagai bahan baku kursi, meja, dinding taman, hingga taman edukasi di kampung.

“Ecobrick ini bukan hanya produk, tapi simbol kebangkitan masyarakat Mekargalih untuk peduli pada bumi,” ujar Ketua KSM Binangkit, Upit Sarimanah.

“Kami bangga karena dari hal sederhana seperti memilah dan menabung sampah ternyata bisa lahir karya yang bermanfaat.” lanjutnya.

Upit merasakan dampak positifnya.

“Dulu saya buang semua sampah ke belakang rumah. Sekarang, saya kumpulkan plastik dan botol, lalu setor ke bank sampah. Sudah dua kali cair, bisa buat beli beras,” ujarnya dengan senyum bangga.

Partisipasi Masyarakat yang Menggembirakan

Gerakan KSM Binangkit tak akan berjalan tanpa tangan dingin warga. Dengan 83 nasabah aktif yang tersebar di 15 kelompok di 9 RW, tingkat partisipasi masyarakat menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi.

Hingga Oktober 2025, tercatat KSM Binangkit telah menyelamatkan lebih dari 1,4 ton sampah plastik dari pembuangan dan mengubahnya menjadi lebih dari 5.000 ecobrick sejak program dimulai.

Secara spesifik, semangat di tahun 2025 berhasil mengolah 600 kg sampah low value menjadi 1.920 ecobrick tambahan.

Angka ini mencerminkan peningkatan kesadaran warga yang aktif memilah dan mengumpulkan plastik yang sebelumnya dianggap tidak berguna.

BACA JUGA:

Bupati Garut Dukung Turnamen Olahraga Lokal, Bola Voli Salah Satunya

Nasabah tidak hanya ‘menabung’ sampah, tetapi juga ikut memprosesnya menjadi produk bernilai, menumbuhkan rasa memiliki dan budaya kolaboratif.

Fasilitator Kang Raling DLH Kabupaten Garut, Tini Martini Sapran menegaskan, KSM Binangkit adalah model perubahan berbasis warga yang nyata.

“Mereka bukan hanya mengelola sampah. Tapi juga membangun kesadaran ekologis dan solidaritas sosial,” ungkapnya.

Menjaga Nafas Keberlanjutan

Meski program pendampingan eksternal akan berakhir, KSM Binangkit telah menyiapkan langkah strategis untuk menjaga nafas keberlanjutan.

Langkah tersebut meliputi pendampingan berjenjang dari DLH Garut melalui Kang Raling untuk sistem administrasi dan pelaporan, kolaborasi lintas pihak (desa, sekolah, dan pelaku usaha) serta penguatan kapasitas kader.

Tak hanya ecobrick, diversifikasi produk juga menjadi kunci. Seperti olahan kompos, kerajinan atau kegiatan edukasi lingkungan yang dapat menjadi sumber pendapatan komunitas.

Kepala Desa Mekargalih, Ateng Sopandi menyatakan, Pihaknya mendukung penuh.

BACA JUGA:

Wabup Garut Minta ASN Fokus Kompetisi dengan Diri Sendiri

“KSM Binangkit menjadi contoh bahwa solusi atas sampah bisa lahir dari kekuatan warga sendiri. Desa akan terus mendukung agar kegiatan ini tumbuh dan memberi manfaat bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat,” katanya.

Dengan sinergi dan konsistensi, KSM Binangkit terus memberikan harapan besar.

Inovasi ecobrick telah membuktikan bahwa pendekatan edukatif dan partisipatif mampu mendorong perubahan perilaku menuju gaya hidup yang lebih bertanggung jawab, menjadikan Mekargalih contoh nyata kampung ramah lingkungan yang berdaya.

(Y.A. Supianto)

spot_img

Berita Terbaru