BANDUNG,FOKUSJabar.id: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mencatat tonggak penting dalam sejarahnya dengan melaksanakan upacara wisuda bagi 6.958 lulusan dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Diploma, Profesi, Sarjana, Magister, hingga Doktor. Prosesi wisuda digelar selama tiga hari di Gymnasium UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung, 14-16 Oktober 2025.
Pada hari pertama (Selasa, 14/10/2025), prosesi wisuda dilaksanakan kepada 2.330 lulusan. Mereka berasal dari Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), Sekolah Pascasarjana (SPS), serta Kampus UPI di Cibiru.
Lalu di hari kedua (Rabu, 15/10/2025), giliran lulusan dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS), Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD), serta Kampus UPI di Tasikmalaya diwisuda sebanyak 2.348 wisudawan. Dan hari terakhir (Kamis, 16/10/2025), sebanyak 2.280 lulusan dari Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB), Fakultas Pendidikan Teknologi dan Industri (FPTI), serta Kampus UPI di Purwakarta, Serang, dan Sumedang diwisuda.
“Jumlah lulusan ini menjadi bukti nyata komitmen UPI dalam membangun sumber daya manusia unggul, berkarakter, dan berdaya saing global. Para wisudawan diharapkan mampu menjadi agen perubahan di berbagai bidang dan membawa nilai-nilai keilmuan, kepemimpinan, serta pengabdian bagi masyarakat,” kata Rektor UPI Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A.

Dari total 6.958 lulusan, terdapat 84 orang wisudawan yang berasal dari luar negeri. Mahasiswa internasional yang dikukuhkan pada Wisuda Gelombang III tahun 2025 berasal dari Uzbekistan, Filipina, Ghana, China, Timor Leste, Turkmenistan, Tanzania, Tiongkok, dan Sudan.
“Ini menegaskan posisi UPI sebagai universitas bereputasi global dengan mewisuda 84 mahasiswa internasional. Kehadiran mereka menjadi bukti komitmen UPI dalam memperluas jejaring pendidikan internasional serta memperkuat kolaborasi akademik lintas budaya di tingkat global,” kata Didi.
Salah satu sorotan pada wisuda kali ini, lanjut Didi, adalah keikutsertaan tiga mahasiswa asal Uzbekistan yang mengikuti program dual degree UPI–Tashkent State University of Economics (TSUE), Uzbekistan. Ketiganya hadir langsung dalam prosesi wisuda di Bandung dan akan melaksanakan wisuda lanjutan di Uzbekistan pada 25 Oktober 2025 mendatang.
Selain itu, salah satu wisudawan internasional asal Ghana yaitu Obed Kwabina Opoku Nkansah mampu mencatatkan prestasi gemilang usai meraih Yudisium 4 dengan masa studi hanya 6 semester. Prestasi ini menjadi bukti nyata dedikasi mahasiswa internasional di UPI dalam menempuh pendidikan tinggi yang unggul dan berdaya saing global.
“Program internasionalisasi yang dijalankan UPI sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG 4: Pendidikan Berkualitas) serta visi UPI sebagai universitas pelopor dan unggul (Leading and Outstanding University). Melalui kolaborasi akademik, riset bersama, dan pertukaran mahasiswa lintas negara, UPI berkomitmen melahirkan lulusan berkarakter global yang siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan masyarakat dunia,” Didi menuturkan.
Pada momen wisuda kali ini, UPI melakukan inovasi terbaru. Yakni dengan menerapkan tanda tangan elektronik untuk ijazah, transkrip akademik, dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) bagi wisudawan untuk pertama kali.
“Kebijakan ini menjadi langkah strategis UPI dalam mendukung transformasi digital perguruan tinggi, sekaligus memperkuat keabsahan dokumen akademik berbasis teknologi informasi,” Didi menambahkan.
Didi mengatakan, penerapan tanda tangan elektronik dilakukan dengan sistem keamanan berlapis dan mengacu pada regulasi nasional mengenai sertifikasi elektronik, sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan peraturan turunannya. Dengan demikian, setiap dokumen akademik yang dikeluarkan UPI memiliki keabsahan hukum yang sama dengan dokumen fisik bertanda tangan basah.
Dengan sistem digital ini, proses penerbitan ijazah dan dokumen pendukung dapat dilakukan lebih cepat, aman, dan transparan. Wisudawan juga dapat mengakses dokumen resmi mereka secara daring dengan jaminan validitas tinggi, karena setiap dokumen dilengkapi dengan kode verifikasi digital yang dapat dicek keasliannya melalui sistem akademik UPI.
Langkah ini diharapkan menjadi model praktik baik (best practice) bagi perguruan tinggi lain di Indonesia dalam memperkuat tata kelola akademik berbasis teknologi, sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dalam mendorong digitalisasi administrasi pendidikan.
“Dengan demikian, UPI tidak hanya mempercepat proses layanan akademik, tetapi juga memperkuat integritas dan keandalan sistem informasi akademik, serta memberikan kemudahan bagi para lulusan dalam mengakses dokumen akademik yang sah dan diakui secara nasional maupun internasional,” Didi menegaskan.
(ageng)