PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin, menegaskan agar RSUD Pandega tidak menambah beban bagi keluarga pasien, baik dari sisi materi maupun mental. Ia meminta rumah sakit menunjukkan empati terhadap masyarakat yang sedang tertimpa musibah.
Pernyataan tersebut disampaikan Asep menanggapi keluhan masyarakat yang mengaku harus membeli obat di apotek swasta ketika tengah menjalani perawatan di RSUD Pandega.
Baca Juga: PMII STITNU Alfarabi Pangandaran Kecam Tayangan Trans7 soal Dunia Pesantren di Lirboyo
“RSUD Pandega jangan sampai membebani masyarakat yang sedang terkena musibah. Bukan hanya dari segi biaya, bahkan pikirannya pun jangan sampai terbebani,” tegas Asep Noordin, belum lama ini.
Menurutnya, kondisi mental keluarga pasien yang sedang menjalani pengobatan sudah pasti terguncang. Jika mereka masih harus dipusingkan dengan urusan pembelian obat, hal itu justru memperparah tekanan psikologis yang dirasakan.
“Keluarga pasien yang sedang kalut tiba-tiba disuruh beli obat, tentu akan makin terganggu secara psikis,” ujarnya.
Perlu Data Kesehatan dan Stok Obat yang Akurat
Asep juga meminta pihak RSUD Pandega dan Puskesmas di seluruh wilayah Pangandaran untuk memiliki data penyakit masyarakat secara menyeluruh. Langkah ini penting agar ketersediaan obat dapat dijaga dan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
“Ketersediaan obat harus diukur dan dilaporkan, meskipun rumah sakit atau puskesmas sudah berstatus BLUD,” jelasnya.
Ia menambahkan, meski sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) memberi otonomi dalam pengelolaan, pemerintah daerah tetap memiliki tanggung jawab untuk memastikan pelayanan kesehatan berjalan baik.
“BLUD itu hanya sistem pengelolaan. Bukan berarti pemerintah bisa lepas tangan,” tegas Asep.
Pemerintah Diminta Tidak Lepas Tangan
Asep menyoroti pentingnya komunikasi antara pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan agar berbagai persoalan pelayanan publik tidak terabaikan. Ia juga menekankan bahwa pasien tidak boleh terlantar hanya karena alasan biaya.
“Apalagi tidak semua penyakit bisa ditanggung oleh BPJS. Jangan sampai karena tak punya uang, pasien dibiarkan. Tangani dulu, uang bisa dicari, tapi nyawa tidak bisa diganti,” tandasnya.
(Sajidin)