BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memastikan program bantuan Rp200 juta bagi setiap RW yang berhasil menjadi Kawasan Bebas Sampah (KBS) akan segera dicairkan dalam waktu dekat.
Berdasarkan data Forum RW Kota Bandung, terdapat 1.596 RW di seluruh wilayah. Nantinya, RW yang telah berstatus KBS akan menerima bantuan Rp200 juta, sedangkan RW yang belum mencapai status tersebut akan mendapatkan Rp100 juta.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Bandung Dukung Gerakan ‘Rereongan Sapoe Sarebu’, Ingatkan Pentingnya Zakat
Wakil Wali Kota Bandung Erwin mengatakan, targetnya pada tahun 2026 seluruh RW yang sudah KBS dapat menerima bantuan penuh tersebut. Program ini sebagai bentuk janji politik sekaligus motivasi bagi RW lain agar terus berupaya mencapai predikat KBS.
“Tahun 2026, Insya Allah semua RW yang sudah KBS akan menerima bantuan. Ini janji politik sekaligus motivasi bagi RW yang membutuhkan,” ujar Erwin di Balai Kota Bandung, Rabu (8/10/2025).
Ia menambahkan, setelah dana bantuan cair, pihaknya akan melakukan musyawarah dengan Forum RW untuk memastikan penggunaan dana sesuai peraturan serta membantu RW lain yang masih membutuhkan dukungan.
“Tidak semua RW membutuhkan bantuan dalam jumlah sama. Karena itu, kami akan duduk bersama Forum RW untuk memastikan penyalurannya tepat sasaran,” jelasnya.
Fokus Penanganan Sampah, Kemiskinan dan Stunting
Erwin menyebut, dana Rp200 juta per RW tersebut akan terfokus pada penanganan sampah, pengentasan kemiskinan, penanganan stunting, serta pembangunan infrastruktur di lingkungan masing-masing. Meski begitu, ia belum bisa memastikan total besaran anggaran keseluruhan yang akan digelontorkan.
“Kalau dihitung, 200 juta dikali sekitar 1.500 RW. Kami akan genjot terus agar hingga Desember 2025 bisa mencapai 700 RW yang berstatus KBS,” katanya.
Dorong Percepatan Pengelolaan Sampah
Erwin menegaskan, keberadaan RW KBS sangat penting untuk membantu mengatasi persoalan sampah di Kota Bandung, terutama setelah adanya perubahan sistem pembuangan ke TPA Sarimukti dari ritase menjadi tonase.
Sebelumnya, sistem ritase mencatat sekitar 140 rit per hari atau setara 1.200 ton sampah. Namun setelah penerapan sistem tonase, jumlahnya menurun menjadi 981 ton per hari. Padahal, produksi sampah di Kota Bandung mencapai 1.500 ton per hari, sehingga sekitar 519 ton sampah tidak terangkut ke TPA setiap harinya.
“Dengan pengurangan ritase, kita harus memperbanyak RW KBS. Sekarang sudah mulai ada penumpukan sampah. Penurunannya memang tidak banyak, tapi seharusnya justru meningkat. Karena itu, kita akan terus genjot lagi,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni)