PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Kuasa hukum keluarga korban, Ai Giwang Sari, mendesak agar izin operasional Yayasan Himatera dicabut dan lembaga tersebut ditutup permanen. Desakan ini muncul setelah salah seorang pasien yang dititipkan di yayasan itu diduga meninggal akibat penganiayaan.
“Pihak keluarga berharap Yayasan Himatera ditutup, karena kita harus memutus mata rantai,” ujar Ai Giwang, Selasa (23/9/2025).
Yayasan Himatera dikenal sebagai tempat pemulihan bagi penderita gangguan jiwa (ODGJ). Namun, ironisnya, lembaga ini justru disebut-sebut menjadi penyebab meninggalnya seorang pasien asal Bandung. Padahal, korban awalnya dititipkan keluarga agar mendapat terapi hingga sembuh.
Baca Juga: Jenazah Penuh Luka, Kematian ODGJ di Pangandaran Diselidiki Polisi
Ai Giwang menuturkan, hasil peninjauannya ke lokasi menemukan kondisi yayasan jauh dari kata layak. Beberapa pasien disebut tidur hanya beralaskan tikar, tanpa kasur yang memadai. Lebih memprihatinkan, pengawas pasien ternyata adalah eks penghuni yayasan yang sebelumnya juga merupakan ODGJ.
“Mereka menyebutnya Sahabat Mandiri. Di sana ada klasifikasi atau tahapan-tahapan ODGJ,” ungkapnya.
Saudara korban, Hipni Ma’nan, menambahkan bahwa almarhum sebenarnya masih bisa berkomunikasi dengan baik, meski sulit mengendalikan emosi. Karena itu, keluarga menitipkannya ke Yayasan Himatera atas rekomendasi pihak desa yang menyebut yayasan mampu menangani pasien tanpa obat-obatan medis.
Namun, keluarga mulai curiga setelah menerima foto korban yang tampak semakin kurus dengan kondisi tidak wajar. Kecurigaan semakin kuat ketika yayasan menyampaikan kabar bahwa korban meninggal akibat penyakit jantung, padahal ia tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.
Keluarga juga tidak pernah menerima surat keterangan dokter terkait penyebab kematian. Lebih mengejutkan, pihak yayasan meminta biaya Rp7 juta untuk pengambilan jenazah, tanpa bukti pembayaran resmi.
“Pas saya cek, ternyata keterangan dari dokter tidak ada, dan bill (bukti pembayaran) juga tidak ada,” ungkap Hipni.
Atas kejanggalan ini, pihak keluarga meminta Polres Pangandaran mengusut tuntas kasus kematian korban.
“Menurut informasi, sudah banyak korban meninggal dunia, bahkan ada yang sakit berat setelah dirawat di Yayasan Himatera,” tambahnya.
(Sajidin)