GARUT,FOKUSJabar.id: Bupati Garut Jawa Barat (Jabar), Abdusy Syakur Amin menerima kunjungan kerja Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, di Ruang Pamengkang, Kecamatan Garut Kota, Selasa (16/9/2025).
Bupati Garut dan Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung membahas rencana pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur irigasi dalam rangka mendukung ketahanan pangan.
BACA JUGA:
Bupati Garut Siap Dukung Program 3 Juta Rumah
Menurut Syakur, kunjungan BBWS Cimanuk Cisanggarung merupakan bagian dari program pemerintah pusat. Tujuannya, untuk memperkuat kemandirian pangan daerah.
”Di sini BBWS akan membangun irigasi,” ungkap Bupati Garut.
Syakur mengatakan, sejumlah jaringan irigasi di wilayahnya perlu dinormalisasi dan direhabilitasi.
Pada tahap kedua, pekerjaan akan dilaksanakan di wilayah Banyuresmi yang meliputi Sungai Ciroyom, Cisangkal, Bandama, Cipancar, Simpangsari dan Leuwibolang.
Selanjutnya, tahap ketiga akan mencakup Sungai Cipeujeuh, Cimanuk, Cikuray, Leuwibitung, Sindujaya, Cirompang dan Cibuyutan Utara.
Pihaknya berharap, rencana pembangunan itersebut segera terealisasi. Sehingga para petani memperoleh akses air yang lebih baik, memperluas areal tanam serta meningkatkan produktivitas hasil pertanian.
Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro berkomitmen mempercepat rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi di Kabupaten Garut. Baik melalui dukungan anggaran pusat maupun daerah
BACA JUGA:
Bupati Garut: Tingkat Kehadiran Pegawai 95 Persen
Agus menjelaskan, kondisi irigasi di Garut memang memerlukan normalisasi mengingat tingginya sedimentasi.
”Yang masuk irigasi nanti kita akan selesaikan secara bertahap tahun ini. Sehingga air bisa lancar ke dekat sawah,” jelasnya.
Selain irigasi, BBWS Cimanuk Cisanggarung juga menyiapkan program pengamanan sungai pada periode 2026–2029.
Tujuan program tersebut untuk melindungi kawasan pemukiman, infrastruktur jalan dan lahan pertanian dari risiko erosi serta banjir.
Agus mengajak pemerintah daerah untuk berkolaborasi dalam menyosialisasikan program hemat air kepada petani. Mengingat Garut belum memiliki bendungan dan sangat bergantung pada kondisi alam
”Jadi, kita harus bisa bagaimana budidaya padi dengan hemat air. Tapi tidak meninggalkan fungsi menghemat benih dan menghemat pupuk,” tutup Agus.
(Bambang Fouristian)