BANDUNG,FOKUSJabar.id: Penutupan Kebun Binatang Bandung sejak awal Agustus 2025 membuat pihak pengelola merugi hingga sekitar Rp3 miliar. Kerugian terutama berasal dari hilangnya pendapatan tiket pengunjung, yang seharusnya bisa mencapai Rp2,7 miliar dalam periode tersebut.
“Selama penutupan tidak ada pemasukan sama sekali. Potensi dari tiket hilang, begitu juga pemasukan insidental dari berbagai produk yang biasanya masuk ke kita, semuanya loss,” kata Humas Kebun Binatang Bandung, Sulhan Syafii, Senin (8/9/2025).
Baca Juga: Musda VI, PKS Kota Bandung Siap Hadirkan Solusi di Tengah Masyarakat
Menurut Sulhan, momen libur panjang HUT RI dan Maulid Nabi SAW yang biasanya mendatangkan lonjakan pengunjung juga terlewatkan akibat penutupan. Padahal, pihak pengelola tetap harus menyediakan kebutuhan pakan satwa senilai sekitar Rp400 juta per bulan.
“Untuk pakan masih ditanggung Yayasan Margasatwa Tamansari,” ujarnya.
Sulhan menuturkan, pihaknya telah mengirim surat kepada Pemerintah Kota Bandung agar kebun binatang kembali dibuka. Namun hingga kini, belum ada respons.
“Surat sudah kami kirim, tapi tidak ada tanggapan apa pun dari Pemkot. Hanya dari DPRD ada respons, sedang dijadwalkan pertemuan. Sementara klaim bantuan dari PKBSI yang katanya akan diberikan, sampai sekarang tidak ada,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan, pihak pengelola tidak pernah menerima surat resmi terkait alasan penutupan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, sebab jika penutupan berlangsung lebih lama, satwa bisa terdampak.
Kurator Satwa Kebun Binatang Bandung, Herman Suryaman, menyampaikan saat ini total satwa yang dipelihara mencapai 710 ekor. Semuanya dalam kondisi sehat, mendapatkan perawatan, serta jatah makan tanpa ada pengurangan. Bahkan selama penutupan, beberapa satwa melahirkan anak.
“Alhamdulillah kondisi satwa baik-baik saja. Pemberian makan rutin setiap hari tetap berjalan,” ujarnya.
Meski begitu, Herman tak menampik kekhawatiran soal dana operasional. Pasalnya, kebutuhan pakan satwa tidak bisa ditunda.
“Selama ini dana pakan bergantung pada tiket masuk pengunjung. Kalau penutupan terus diperpanjang, kami juga punya keterbatasan. Satwa tidak mengenal puasa, setiap hari harus ada pakan,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni)