spot_img
Kamis 28 Agustus 2025
spot_img

Bangga pada Siswa, Dicky Candra Dorong Pelestarian Aksara Sunda di Tasikmalaya

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Dicky Candra, menunjukkan kepedulian mendalam terhadap pelestarian seni budaya Sunda, khususnya aksara Sunda yang menjadi identitas masyarakat Sunda.

Kamis (28/8/2025), Dicky mendatangi SD Gunung Pereng I di Jalan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Kehadirannya disambut meriah oleh para siswa, guru, dan Kepala Sekolah, Irvan Kristivan.

Baca Juga: Fortabes Desak DPRD Kabupaten Tasikmalaya Bentuk Pansus Bongkar Gembok Cut OFF

Setelah penyambutan, kemudian Ia menyempatkan diri masuk ke salah satu ruang kelas yang tengah mengadakan pelajaran Aksara Sunda. Ia ikut duduk di bangku siswa bersama Kepala Sekolah, memperhatikan dengan seksama ketika Guru Yani Mediawati mengajarkan huruf Sunda di papan tulis.

Suasana semakin hangat ketika salah satu siswi, Putri Ramdani, maju ke depan kelas membacakan surat terbuka dalam aksara Sunda yang tertuju khusus untuk Dicky Candra. Kemudian usaisai membacakan surat dengan lancar, Putri mendapat pelukan hangat dari sang Wakil Wali Kota.

Ia pun mengaku bangga terhadap para siswa SD Gunung Pereng I yang mampu menulis dan membaca aksara Sunda dengan baik.

“Saya bangga dengan adik-adik semua. Kalian adalah penerus budaya Sunda, mampu menulis dan membaca aksara Sunda dengan baik. Ini adalah kebanggaan kita bersama,” ujarnya.

Muatan Lokal Aksara Sunda di Setiap Sekolah

Menurutnya, pelajaran aksara Sunda perlu terus digalakkan di sekolah-sekolah agar generasi muda lebih memahami dan mencintai budaya daerahnya. Ia mendorong setiap sekolah di Tasikmalaya menghadirkan muatan lokal aksara Sunda, seperti yang di SD Gunung Pereng I.

“Walaupun kita hidup di era modern, budaya lokal tidak boleh kita tinggalkan. Aksara Sunda adalah warisan leluhur yang menjadi ciri khas budaya kita. Pembelajaran ini adalah bagian dari pendidikan karakter sekaligus upaya melestarikan budaya daerah,” jelasnya.

Ia juga mengapresiasi keberadaan buku pelajaran aksara Sunda berjudul Calakan yang disusun oleh para sesepuh Sunda di Tasikmalaya. Menurutnya, buku tersebut menjadi media penting dalam memperkenalkan khazanah sastra dan budaya Sunda sejak dini.

“Semoga Calakan mampu menumbuhkan pemahaman dan kecintaan anak-anak terhadap aksara Sunda. Kuncinya ada pada kemampuan membaca dan menulis sehingga budaya ini bisa terus hidup dan lestari di tengah gempuran budaya luar,” tandasnya.

(Seda)

spot_img

Berita Terbaru