CIAMIS,FOKUSJabar.id: Ritual Nyuguh Kampung Adat Kuta Desa Karangpaninggal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis Jawa Barat (Jabar) merupakan upacara tahunan yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat dan rejekinya.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Ciamis, Dian Budiana, tujuan ritual Nyuguh untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan kehidupan yang tenang serta aman.
BACA JUGA:
Rumah Warga di Ciamis Terbakar, Kerugian Capai Rp50 Juta
“Kegiatan Nyuguh ini merupakan ungkapan rasa syukur warga Kampung Adat Kuta,” katanya.
Dian mengatakan, dalam pelaksanaannya, ada Ketupat yang digantung di lokasi ritual sebagai penolak bala dan simbol keselamatan.
“Di lokasi Nyuguh, digantung Ketupat untuk menolak bala dan sebagai simbol keselamatan,” ungkapnya.
Dian menuturkan, selama kegiatan ritual Nyuguh dilakukan berbagai kegiatan pementasan kesenian. Seperti gondang buhun, gembyung dan ronggeng tayub.
Selanjutnya dipuncak acara Nyuguh dilaksanakan di dekat Sungai Cijolang dengan melaksanakan doa bersama.
“Setelah doa selesai dibacakan, masyarakat bersama-sama membuka makanan yang dibawa dari rumah masing-masing untuk dimakan,” jelasnya.
Menurutnya, ritual Adat Nyuguh memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Kampung Kuta. Yaitu, menjaga dan melestarikan tradisi.
BACA JUGA:
Fraksi Demokrat Desak Pengisian Jabatan Wakil Bupati Ciamis
“Ritual ini merupakan warisan leluhur yang perlu dijaga dan dilestarikan dalam rangka mempererat tali persaudaraan,” jelasnya.
Camat Tambaksari, Osef Hernandi mengungkapkan, tradisi Nyuguh harus tetap dilestarikan sebagai budaya lokal agar tidak punah tergerus budaya luar atau asing yang bisa merusak budaya bangsa.
“Kegiatan ini harus tetap dilestarikan agar generasi muda kita tidak terpengaruh budaya luar yang bisa merusak budaya kita,” singkat Camat.
(Husen Maharaja/Bambang Fouristian)