BANDUNG,FOKUSJabar.id: Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan komitmennya untuk menjaga keselamatan warga di ruang-ruang publik, termasuk kawasan Teras Cihampelas yang menjadi salah satu ikon wisata Kota Bandung.
Farhan menginstruksikan pengecekan menyeluruh di seluruh titik rawan Teras Cihampelas dan memastikan penerapan standar keselamatan tertinggi.
Baca Juga: Pemkot Bandung Pastikan Persoalan Bandung Zoo Segera Tuntas
“Satu nyawa saja yang celaka di Teras Cihampelas, seluruh jajaran Pemkot Bandung ikut bertanggung jawab. Fokus kita menjadikannya aman,” ujarnya, Selasa (12/8/2025).
Ia juga memberikan apresiasi kepada jajaran Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskarmat) Kota Bandung atas dedikasi, kesiapsiagaan, dan kekompakan mereka. Menurutnya, tugas pemadam kebakaran merupakan salah satu pekerjaan terberat di pemerintahan daerah, karena membutuhkan kekuatan fisik, kematangan emosional, kecerdasan, serta kerja sama tim yang solid.
“Kesuksesan di bidang ini tidak ditentukan satu orang. Tapi oleh keyakinan bahwa di belakang kita selalu ada rekan yang siap memberi dukungan penuh,” kata Farhan.
Farhan mengingatkan, Bandung tergolong rawan bencana. Terlebih dengan anomali cuaca tahun ini yang ditandai curah hujan tinggi, angin kencang, dan potensi pergerakan tektonik di wilayah sekitar.
Ia meminta Diskarmat untuk selalu siaga, meningkatkan kapasitas dan menguasai teknologi baru. Kemudian emperkuat koordinasi lintas sektor, serta rutin menggelar edukasi dan simulasi tanggap darurat.
“Jangan anggap remeh tanda-tanda kecil. Pencegahan dan kesiapan jauh lebih penting daripada penanganan setelah kejadian,” tegasnya.
Selain itu, Farhan mengajak seluruh jajaran Pemkot menghayati visi Bandung UTAMA (Unggul, Terbuka, Adil, Amanah, Maju, Agamis) untuk periode 2025–2029. Visi ini menekankan pelayanan tanpa diskriminasi, menjaga amanah, mendorong kemajuan teknologi, serta menjunjung nilai-nilai agama tanpa membeda-bedakan keyakinan.
Farhan juga menyampaikan capaian Pemkot Bandung yang berhasil kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK setelah tiga tahun berturut-turut tidak mendapatkannya.
“Kepercayaan publik ini mahal harganya, dan kita harus menjaganya bersama,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni)
