BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kepedulian Bos KOI asal Bandung, Hartono Soekwanto terhadap dunia olahraga kembali dibuktikan secara nyata dengan mendukung perjuangan Yulianto Bazzo. Petarung bebas yang viral dengan laga satu versus tiga ini berencana kembali naik ring pada 24 Agustus 2025 mendatang.
Hartono Soekwanto menilai sosok Yulianto Bazzo bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda melalui olahraga tarung bebas. Namun dibalik perjuangan dan pengorbanan seorang Yulianto Bazzo di atas ring tarung bebas, tidak sebanding dengan apa yang diperolehnya.
BACA JUGA:Hartono Soekwanto, Duta Koi Indonesia Menyulap Hobi Jadi Cinta untuk Negeri
“Yulianto Bazzo ini viral usai melakukan pertarungan 1 lawan 3 pada event Baku Hantam maupun Galungan. Dan saya melihat prize money yang diperoleh di laga tarung bebas di Indonesia masih sangat kecil, termasuk di level dunia. Ini yang membuat saya cukup prihatin dan tergerak memberikan bantuan uang tunai,” kata Hartono saat ditemui di kediamannya, Jalan Hegarmanah Kota Bandung, baru-baru ini.

Perjuangan hingga tetesan darah yang keluar saat berlaga di atas ring, dinilai Hartono tidak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan. Termasuk dengan pengorbanan mereka saat berlatih untuk mengasah kemampuannya.
“Bazzo ini memulai pertarungannya dari gak ada ring sampai ada ring. Kita bangga kemampuannya bertarung bisa tersalurkan di tempat yang semestinya dan diharapkan jadi motivasi bagi anak-anak muda. Tawuran di jalan itu gak keren, lebih keren itu naik ring,” kata Hartono.
Hartono menegaskan, Bazzo merupakan salah satu sosok petarung dan pejuang di dunia nyata. Dia mampu menunjukkan perjuangan, kerja keras, pengorbanan dan dedikasi yang kuat untuk bisa mengangkat derajat dan harga diri mereka hingga mengharumkan nama bangsa.
“Ini yang harus jadi motivasi anak-anak muda sekarang. Ini pula yang menjadi alasan saya memberikan dukungan dan bantuan, sebagai seorang teman baik. Ini murni karena kepedulian saya, apalagi saya merupakan penggemar olahraga termasuk beladiri. Ini bantuan sebagai teman baik, untuk nominalnya cukup saya dan dia yang tahu,” Hartono menegaskan.
Ungkapan terimakasih petarung bebas Muaythai, Yualianto Bazzo. Bos KOI tidak hanya memberikan bantuan dan dukungan pada saat ini, tapi sejak dirinya mulai menggeluti olahraga tarung bebas Muaythai.
“Secara pribadi bersyukur dapat suport terus dari Pak Hartono Soekwanto. Sekitar tahun 1998-an, saya mengenal beliau dan terus memberikan support hingga saat ini,” kata Bazzo.
Sebelum terjun di ajang tarung bebas Muaythai, Bazzo mengaku jika sebelumnya kerap melakukan pertarungan di jalanan. Nasib mempertemukan dirinya dengan pegiat tinju asal Ciroyom yakni Dedi Gober yang akhirnya mengajarinya cara bertarung di ring melalui olahraga tinju.
Perjuangannya untuk bisa berlatih tinju di sasana milik Dedi Gober, tidak lah mudah. Seorang Bazzo pun harus mengayuh becak terlebih dahulu agar mendapatkan bekal untuk bisa berlatih di sasana Gober camp.
Namun tekad yang kuat membuatnya tidak putus asa berjuang mengejar apa yang diimpikan. Lambat laun, Bazzo pun mulai berkiprah sebagai seorang atlet meski tidak terlalu bersinar layaknya beberapa petinju di masa itu seperti Muhammad Alfaridzi ataupun Toto Gober.
“Ada alasan yang menarik yang membuat saya belajar tinju. Ini berawal karena saya sering dituduh bahkan difitnah mencuri sandal oleh para para preman pasar sampai pernah disekap di kamar mandi. Pengalaman itu berbekas dan mendorong saya untuk belajar bela diri, tinju lah yang saya pilih,” Bazzo menuturkan.
Perjuangannya menjadi seorang petarung, lambat laun membuahkan hasil. Kemenangan demi kemenangan pun berhasil Yulianto Bazzo raih dari setiap duel yang dilakoni.
Yang istimewa, laga yang dijalani pria yang saat ini menginjak usia 45 tahun tidak lah satu lawan satu. Namun pertarungan satu versus tiga di ring tarung bebas disiplin Muaythai.
“Lawan yang selalu saya hadapi itu selalu gangster atau preman perusuh dan tidak satu lawan satu tapi langsung lawan tiga. Ini untuk memotivasi mereka agar tidak lagi bikin ribut dan onar di jalan, kalau punya keberanian itu di atas ring,” Bazzo menegaskan.
Menghadapi tiga lawan sekaligus di atas ring, diakui Bazzo karena pengalamannya yang selalu dikeroyok saat ‘bergaul’ di jalanan. Bahkan saat pertama tiba di ibukota Jakarta, pria asal Bandung ini justru dikeroyok oleh lebih dari 20 orang dan berhasil memenangkan duel di jalanan.
“Seru saja kalau satu lawan tiga itu, ada tantangan tersendiri. Setelah 1 versus 3 di event Baku Hantam, Galungan dan di Batam, saya akan melawan trio Buraong pada tarung 1 versus 3 di Jalak Harupay pada 24 Agustus 2025 nanti, rulenya tarung Muaythai dan yang tidak roboh atau menyerah sampai ronde ketiga menjadi pemenangnya,” kata Yulianto Bazzo.
(ageng)