spot_img
Kamis 7 Agustus 2025
spot_img

Mencintai Batukaras Lewat Melodi, Gianggaw Tuangkan Kerinduan Jadi Lagu

PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Batukaras. Nama itu lebih dari sekadar deretan huruf di peta. Bagi Gianggaw, seorang fotografer pantai yang hidupnya tak bisa lepas dari deburan ombak, Batukaras adalah rumah, inspirasi, dan sumber kerinduan yang mendalam. Kerinduan itulah yang akhirnya ia tuangkan menjadi sebuah lagu, sebuah karya yang kini siap menggetarkan telinga dan hati para penikmat musik.

Lagu berjudul “Batukaras” ini bukan hanya sekadar melodi, melainkan sebuah narasi yang jujur tentang kehidupan anak pantai. Bersama band asal Bandung, Patrolice, Gianggaw berhasil menciptakan sebuah karya reggae yang hangat dan penuh nostalgia bersama band asal Bandung Patrolice.

Kisah di balik lagu ini dimulai jauh sebelum musiknya mengalun. Pada tahun 2008, saat Gianggaw merantau ke Bandung, ia merasakan kejutan budaya yang mendalam. Kehidupan kota yang tak pernah tidur, di mana “malam jadi siang, siang jadi malam,” membuatnya rindu pada ketenangan Batukaras.

BACA JUGA: Kunjungi Jepang, DT09 akan Bawakan Lagu Soal Palestina dan Luncurkan Video Klip

“Saya nulis lagu ini saat di Bandung, dengan keresahan pada saat itu,” kata Giang yang merupakan Vocalis di Lagu Baturkaras.

Dari rasa rindu itulah, lirik-liriknya mengalir. Lagu ini menceritakan keseharian anak pantai, dari bangun pagi hingga larut malam. Setiap baitnya adalah gambaran nyata tentang kegiatan, harapan, dan persahabatan yang terjalin di bawah langit Batukaras. Uniknya, lagu ini lahir secara spontan, namun tak disangka mendapatkan sambutan hangat dari banyak orang.

Gianggaw menyadari bahwa lagu ini memiliki pesan yang lebih besar. Ia rindu pada suasana Batukaras di masa lalu, dimana wisatawan dan warga lokal hidup berdampingan tanpa sekat. Hubungan yang harmonis ini menciptakan rasa aman dan nyaman yang kini ingin ia hidupkan kembali.

Selain itu, melalui karyanya, Gianggaw juga ingin mengubah stigma negatif yang kerap melekat pada “anak pantai.” Ia ingin membuktikan bahwa anak-anak pantai bukan hanya sekadar penjaga ombak, melainkan juga seniman yang mampu berkarya.

“Anak pantai di mata luar memang selalu dipandang negatif, namun saya juga membuktikan bahwa anak pantai juga bisa berkarya,” ujar dia.

Setelah sekian lama, akhirnya Gianggaw dan Patrolice memutuskan untuk merekam ulang lagu ini. Dengan aransemen yang lebih matang, mereka berharap dapat menangkap semangat Batukaras dan orang-orang di dalamnya dengan lebih sempurna.

Gianggaw berharap, melalui lagu “Batukaras”, pariwisata di Pangandaran bisa semakin berkembang. Ia ingin para wisatawan tak hanya pulang dengan kenangan indah, tetapi juga dengan oleh-oleh yang berkesan.

BACA JUGA: Madness Tour 2025 Hadirikan Kolaborasi 2 Generasi

“Semoga wisatawan bisa semakin komplit. Maksudnya semakin komplit ini adalah healing-nya dapat, oleh-olehnya dapat dari lagu saya ciptakan, ya intinya biar para pendengar ini kangen Batukaras,” pungkas Gianggaw sambil tersenyum. Sebuah harapan sederhana dari seorang anak pantai yang menuangkan rindu dan cintanya pada Batukaras, melalui nada dan kata-kata.

Lagu Batukaras sudah dirilis dan bisa didengarkan di Youtube, spotify, apple music, joox kemudian di sound tiktok dan Instagram. 

Rencananya rilis lagu Batukaras akan di launching di dua tempat yaitu di Bandung 24 Agustus dan di Batukaras 6 September mendatang.

(Anthika Asmara)

spot_img

Berita Terbaru