BANDUNG,FOKUSJabar.id: Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia Provinsi Jawa Barat (DPW APPSI Jabar), Yudi Setia Kurniawan mengapresiasi langkah tegas yang dilakukan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dalam mengungkap kasus beras oplosan yang meresahkan masyarakat.
Menurut Yudi, temuan tersebut tidak hanya membuka mata publik akan pentingnya pengawasan distribusi pangan. Namun juga berdampak langsung terhadap meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pasar tradisional.
BACA JUGA:
Dampak Kasus Beras Oplosan, Pasar Rakyat Ramai Dikunjungi
“Langkah cepat dan tegas Pak Mentan dalam membongkar praktik curang beras oplosan adalah bentuk nyata perlindungan terhadap konsumen dan pedagang kecil. Kami menyambut baik gebrakan tersebut,” katanya, Selasa (5/8/2025) malam.
Yudi mengungkapkan, setelah kasus ini mencuat, masyarakat di wilayah Jawa Barat terlihat berbondong-bondong kembali ke pasar tradisional untuk membeli beras yang dinilai lebih terjamin kualitas dan keaslian jenisnya.
Para pedagang pasar tradisional tentunya menyambut positif lonjakan pembeli tersebut.
“Ini menjadi momentum baik bagi pasar tradisional untuk kembali mendapatkan kepercayaan publik. Di pasar, masyarakat bisa langsung melihat kualitas beras, memilih sendiri dan berinteraksi langsung dengan penjual,” katanya.
BACA JUGA:
Kemarau Basah Picu Penyakit, Dinkes Bandung Minta Masyarakat Waspada DBD, Diare, dan ISPA
Pihaknya mengimbau pemerintah untuk terus memperkuat pengawasan terhadap rantai distribusi pangan. Terutama bahan pokok seperti beras dan minyak goreng. Dengan begitu, praktik serupa tidak terulang.
Menurut Dia, APPSI Jabar siap bekerja sama dengan pemerintah dalam menjaga keamanan pangan di seluruh pasar yang tersebar di Provinsi Jawa Barat dan Indonesia.
“Kami akan meningkatkan koordinasi dengan para pedagang, melakukan edukasi tentang pentingnya menjaga kualitas dan kejujuran dalam berdagang. Ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat yang sudah mulai pulih,” pungkas Yudi Setia Kurniawan.
Sebagai informasi, kasus beras oplosan yang berhasil diungkap Kementerian Pertanian merupakan campuran beras premium dengan kualitas rendah yang dikemas ulang dan dijual dengan harga tinggi.
BACA JUGA:
Dinkes Kota Bandung: Kemarau Lembap Picu Lonjakan Kasus Diare
Temuan tersebut menghebohkan publik dan memicu seruan agar pengawasan distribusi pangan diperketat.
(Bambang Fouristian)