BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kota Bandung menempati peringkat pertama sebagai kota termacet di Indonesia berdasarkan hasil survei TomTom Traffic Index pada 2024.
Kota-kota besar lain yang masuk lima besar termacet di Indonesia antara lain Medan, Palembang, Surabaya, dan Jakarta.
BACA JUGA:
Pemkot Bandung Siapkan 25 Halte Tematik untuk Dukung BRT, Pengamat Ingatkan Fungsi Utama
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Transportasi ITB Sony Sulaksono menilai, menghilangkan kemacetan adalah hal yang mustahil.
Sebab, menurutnya yang perlu dilakukan oleh pemerintah kota Bandung adalah pengendalian, bukan menghilangkan kemacetan.
“Ya, kemacetan itu nggak akan hilang hanya karena penataan angkot. Bahkan di kota besar seperti Singapura, Paris, Korea, tetap saja macet itu ada,” kata Sony, Sabtu (2/8/2025).
Sony menyebut, masyarakat dan pemerintah harus mulai mengubah cara pandang terhadap kemacetan di Kota Bandung
“Jadi jangan berpikir untuk menghilangkan kemacetan, tapi kendalikan. Maksudnya, meskipun macet, masyarakat harus punya banyak pilihan, bisa jalan kaki, naik sepeda, atau naik transportasi umum yang terintegrasi. Itu yang penting,” ucapnya.
Menurutnya, untuk mengurai kemacetan diperlukan sistem transportasi yang saling terhubung, nyaman dan mudah diakses agar masyarakat mau berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi publik.
BACA JUGA:
Organda Bandung Minta Kajian Komprehensif Sebelum Rerouting Angkot Diterapkan
Bahkan, Ia mencontoh, saat pandemi, jalan memang kosong, namun kondisi tersebut sebenarnya tidak ideal. Sebab, menurutnya, yang terpenting sekarang adalah bagaimana mengatur pilihan transportasi secara rasional.
“Waktu pandemi, jalan memang kosong, tapi kan nggak ideal juga. Jadi sekarang tinggal bagaimana kita mengatur pilihan transportasi yang rasional,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni/Bambang Fouristian)