BANDUNG,FOKUSJabar.id: Sekretaris Organda Kota Bandung, Ade Sukadi, menekankan bahwa rencana pengaturan ulang trayek angkutan kota (rerouting) harus melalui kajian yang matang dan menyeluruh. Menurutnya, kondisi angkutan kota saat ini telah jauh berubah dibanding beberapa tahun lalu.
“Saat ini angkot sangat sepi. Banyak armada yang terdampak karena meningkatnya angkutan online,” ujar Ade, Jumat (1/8/2025).
Baca Juga: Farhan Pastikan Tidak Ditemukan Beras Oplosan di Kota Bandung
Ade menjelaskan bahwa hingga saat ini Organda belum mengambil sikap resmi terkait wacana rerouting. Pihaknya masih akan menggelar pertemuan internal bersama koperasi angkutan dan pemangku kepentingan lainnya dalam waktu dekat.
Menurutnya, kebijakan rerouting sebenarnya sudah lama dibahas dan sempat diterapkan sebagian. Namun, melihat kondisi saat ini, ia menilai perlu ada evaluasi ulang mengenai relevansi kebijakan tersebut.
“Dulu, rerouting muncul karena ada kebutuhan wilayah yang belum terlayani angkot. Tapi sekarang, kita harus cek ulang apakah kebutuhan itu masih berlaku,” jelasnya.
Ade juga menyoroti pentingnya pelibatan koperasi-koperasi angkutan seperti Kobanter, Kopamas, dan Kobutri dalam proses pengambilan keputusan. Organda, sebagai induk organisasi, akan berperan memfasilitasi komunikasi antar pihak agar keputusan yang diambil bisa diterima semua kalangan.
“Kalau bicara angkot, tentu koperasi harus dilibatkan karena mereka yang langsung menjalankan operasional. Organda akan bantu jadi jembatan komunikasi,” tegasnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya pemetaan wilayah terdampak serta sosialisasi yang intensif sebelum kebijakan diterapkan. Setiap perubahan trayek harus mempertimbangkan keanggotaan koperasi dan jumlah armada di lapangan.
“Sebelum ada keputusan final, kita akan musyawarahkan bersama dan lakukan sosialisasi agar solusinya adil dan menguntungkan semua pihak,” pungkas Ade.
(Yusuf Mugni)