spot_img
Rabu 30 Juli 2025
spot_img

Sekda Bandung Dorong Pengolahan Sampah Teknologis & Partisipatif

BANDUNG,FOKUSjabar.id: Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain, melakukan peninjauan langsung ke dua titik pengolahan sampah utama, yaitu Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Pasar Astanaanyar dan TPS Motah di wilayah Bandung Kulon, Rabu (30/7/2025). Kunjungan ini bertujuan memastikan teknologi pengolahan sampah berjalan optimal sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Saat meninjau TPS Pasar Astanaanyar, Iskandar mengapresiasi sistem pengolahan sampah yang dinilai telah berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan bau menyengat.

“Setelah kita lihat langsung, sistemnya berjalan efektif. Tidak ada bau dan semua proses tertampung dengan baik,” ungkapnya.

Baca Juga: Pemkot Bandung Dorong UMKM Kuasai Keamanan Siber di Era Digital

TPS Pasar Astanaanyar mampu mengolah sekitar 5 ton sampah per hari, sebagian besar berasal dari sampah organik pasar. Namun, Zul menyebut saat ini TPS tersebut justru kekurangan suplai sampah.

“Karena itu, saya minta camat dan lurah aktif mengajak warga sekitar. Sampah rumah tangga bisa disalurkan ke sini agar alat bisa bekerja maksimal, sekaligus membuat lingkungan lebih bersih,” jelasnya.

Zul juga menekankan pentingnya pemilahan sampah sejak dari rumah tangga, agar proses pengolahan menjadi lebih efisien dan optimal.

Teknologi Pengolahan Sampah Tanpa Polusi

Teknologi yang digunakan di TPS ini bersifat termal, bukan sistem pembakaran terbuka, sehingga tidak menimbulkan asap beracun maupun polusi bau. Selain itu, residu dari proses termal tersebut masih bisa dimanfaatkan lebih lanjut.

Sementara itu, di TPS Motah Bandung Kulon, tersedia dua unit mesin pengolah sampah modern, masing-masing berkapasitas 15 ton per hari. Teknologi ini menjadi salah satu aset penting dalam upaya mengurangi beban sampah ke TPA seperti Sari Mukti.

“Dengan satu mesin saja sudah bisa mengolah 15 ton sampah. Ini sangat membantu dalam pengurangan sampah,” ujarnya.

Menariknya, abu hasil pengolahan di TPS Motah diolah menjadi paving blok, yang saat ini telah dimanfaatkan untuk memperkuat infrastruktur di sekitar TPS. Meski belum diperjualbelikan, langkah ini menunjukkan penerapan prinsip ekonomi sirkular dan pemanfaatan residu secara berkelanjutan.

Zul menambahkan, jika sistem serupa dikembangkan di lebih banyak titik di Kota Bandung, maka volume sampah yang dikirim ke TPA bisa ditekan secara signifikan.

“Kalau semua potensi ini dimaksimalkan, beban TPA bisa berkurang drastis. Dan yang terpenting, masyarakat akan merasakan langsung manfaat pengelolaan sampah berbasis teknologi dan partisipatif,” pungkasnya.

(Yusuf Mugni)

spot_img

Berita Terbaru