BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung bersiap meluncurkan program pemeriksaan kesehatan menyeluruh bagi seluruh pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA di wilayah kota. Program ini akan dimulai pada Agustus 2025, sesaat setelah masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berakhir, dan ditargetkan rampung pada Desember 2025.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bandung, Sony Adam, menjelaskan bahwa program tersebut akan menyasar lebih dari 450 ribu siswa. Tujuannya adalah untuk memastikan tumbuh kembang peserta didik tidak terganggu oleh masalah kesehatan yang bisa dideteksi sejak dini.
Baca Juga: Pemkot Apresiasi Kinerja Polrestabes Bandung Berhasil Ungkap Peredaran 1,2 Juta Butir Obat Terlarang
“Anak-anak sekolah adalah kelompok yang mudah dijangkau karena mereka berada dalam satu lingkungan. Ini momen tepat untuk melakukan intervensi kesehatan. Kalau ditemukan masalah, bisa langsung ditangani sebelum mengganggu proses belajar,” jelas Sony, Rabu (30/7/2025).
Pemeriksaan akan mencakup penglihatan, pendengaran, serta kadar hemoglobin (HB) terutama pada remaja putri untuk mendeteksi risiko anemia. Selain itu, Dinkes juga menambahkan skrining gula darah bagi siswa SMP dan SMA, sebagai respons atas meningkatnya kasus diabetes di usia muda.
“Kami melihat angka anemia pada remaja putri cukup tinggi. Ini sangat berkaitan dengan risiko stunting di masa depan. Maka, skrining sejak usia sekolah menjadi penting, bahkan sebelum memasuki usia menikah,” tambahnya.
Gaya Hidup Remaja
Sony juga menyoroti gaya hidup remaja yang kini banyak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula. Seperti minuman boba, yang menjadi salah satu pemicu meningkatnya gula/diabetes dini.
Dalam pelaksanaannya, program ini akan menggunakan sistem jemput bola, di mana petugas dari puskesmas akan mendatangi sekolah-sekolah sesuai jadwal yang telah terkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) dan pihak sekolah setempat.
“Setiap sekolah punya jadwal berbeda. Satu puskesmas bisa menerjunkan dua hingga tiga tim untuk mempercepat proses pemeriksaan,” kata Sony.
Tak hanya petugas medis, program ini juga akan melibatkan guru, petugas UKS, kader kesehatan remaja, serta dokter kecil dalam proses awal seperti pengukuran berat dan tinggi badan.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan sekolah sangat penting. Dengan kolaborasi ini, kami optimistis seluruh pemeriksaan bisa selesai tepat waktu,” pungkas Sony.
(Yusuf Mugni)