BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat kasus HIV di kota Bandung mengalami peningkatan hingga 20-30 persen.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Sony Adam menyampaikan, peningkatan tersebut merupakan dampak dari semakin masifnya pemeriksaan atau screening di fasilitas kesehatan.
Ia menggambarkan kondisi ini seperti fenomena gunung es yang tampak di permukaan hanya sebagian kecil dari kenyataan yang lebih besar di bawahnya.
BACA JUGA: Erwin Minta Disdik Kota Bandung Segera Perbaiki Toilet Rusak di Sekolah
“Jadi kalau kita sering screening, kan kasusnya jadi ketahuan banyak, gitu ya. Ya, itu kan sebetulnya menjadi suatu isu yang kurang bagus,” kata Adam Selasa (29/7/2025).
Sony menyebut, justru yang perlu difokuskan adalah upaya penanganan dan pengobatan bagi penderita HIV agar mereka bisa menjalani hidup secara normal.
Ia juga menyoroti pentingnya menghapus stigma dan diskriminasi terhadap orang mengidap HIV, terutama anak-anak yang kerap dikucilkan.
“Yang paling ditakutkan oleh kita adalah stigma-nya dari HIV ini. Bisa orang HIV, ngejauhin batur, teh, gitu. Apalagi anak kecil. Wah, anak kecil mah sedih lah. Kalau kena HIV, tuh ga diajak main, gitu,” ungkapnya.
Menurutnya, kepatuhan penderita dalam mengkonsumsi obat menjadi kunci utama keberhasilan terapi.
“Jadi, untuk HIV, lebih ke arah kepatuhan makan obatnya, gitu. Kalau kasus mah, saya hanya bilang itu fenomena gunung es,” ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan terus menggencarkan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku seksual yang sehat. Edukasi ini dilakukan melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
“Edukasi tetap harus, itu promosi supaya mereka sadar untuk hidup, melakukan perilaku seksual yang sehat itu seperti apa, gitu. Jadi, kan kesehatan paripurna itu ada promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Promotif itu yang paling pertama,” katanya.
Lebih lanjut Sony mengatakan, edukasi berbasis media sosial kini jadi ujung tombak karena lebih mudah menjangkau kalangan muda yang aktif di dunia digital.
BACA JUGA: Erwin Minta Disdik Kota Bandung Segera Perbaiki Toilet Rusak di Sekolah
“Sekarang kan dunia medsos itu luar biasa, ya. Kita tetap harus memberikan edukasi melalui media sosial seperti akun-akun promosi kesehatan dari Dinkes, itulah yang lebih utama, gitu. Jadi, itu yang lebih valid. Lebih bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Perlu diketahui, data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Barat mencatat lonjakan kasus HIV/AIDS di Kota Bandung berasal dari banyaknya temuan baru melalui layanan tes di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya.
Bahkan, banyak warga luar kota yang melakukan pemeriksaan di Bandung turut tercatat sebagai kasus di Kota Bandung, sehingga jumlah keseluruhan terlihat jauh lebih besar.
(Yusuf Mugni)