spot_img
Jumat 18 Juli 2025
spot_img

Teh Medium Membangun Koneksi Sosial, Kultur dan Ekologis

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Teh bukan sekadar minuman pelepas dahaga. Di tangan Prof. Keri Lestari Dandan, peneliti teh sekaligus pegiat konservasi, teh menjadi jalan hidup, pelestarian lingkungan, dan peluang ekonomi berkelanjutan bagi petani.

Lewat keterlibatannya bersama Paguyuban Grapeti (Gabungan Petani Teh Indonesia), dia mendorong transformasi cara pandang terhadap teh, dari komoditas menjadi gaya hidup yang berakar pada tradisi dan keberlanjutan.

“Teh pilihan itu lebih tentang dengan siapa kita meminumnya,” kata Prof. Keri dalam sebuah Podcast Voice of Wellness bertajuk Teh dan Kesehatan di Kota Bandung, Jumat (18/7/2025).

teh
Peneliti Teh Sebut Teh Punya Penenang (LIN)

BACA JUGA: Pesawat Jatuh di Perkebunan Teh Ciwidey Bandung

Bagi dirinya, teh adalah medium untuk membangun koneksi baik secara sosial, kultural, maupun ekologis. Hal ini sejalan dengan misi Grapeti, yang membina petani-petani teh agar beralih dari praktik merusak lingkungan, seperti penebangan pohon, ke budidaya tanaman teh yang ramah alam dan bernilai ekonomi.

“Daripada kayunya ditebang, lebih baik kita berikan harapan lain. Teh bisa ditanam tanpa harus merusak hutan. Kopi bagus, tapi panennya hanya setahun sekali. Teh bisa dipetik berkala,” jelas dia.

Kini, berkat pembinaan tersebut, para petani yang tergabung dalam Grapeti mulai meninggalkan praktik penebangan pohon. Mereka beralih ke produksi teh konservatif yang tetap memberi penghasilan tanpa merusak alam.

Terinspirasi Kebiasaan

Lebih dari itu, Prof. Keri juga menyoroti pentingnya inovasi dalam konsumsi teh. Terinspirasi dari kebiasaan suaminya yang menyukai teh kemasan manis, dia mengembangkan Teh Sephia, sebuah alternatif teh yang nikmat namun rendah gula.

“Kita perlu solusi untuk menghindari gula yang jahat,” kata dia.

Tren Positif Konsumsi Teh

Prof. Keri melihat tren positif dalam konsumsi teh di kalangan masyarakat Indonesia. Teh tak lagi hanya dikaitkan dengan es teh manis, tetapi mulai menjadi bagian dari gaya hidup modern yang menekankan relaksasi dan mindfulness.

“Teh mengandung zat yang bisa membuat kita tenang dan rehat sejenak,”kata dia.

Lebih jauh, dia mengangkat nilai budaya dari teh yang mendalam, seperti upacara minum teh di Jepang atau tradisi Tiongkok yang menjadikan teh sebagai souvenir pernikahan.

“Teh adalah tradisi luar biasa yang lahir di Tiongkok dan kini mendunia,” kata dia.

Indonesia pun tak kalah kaya. Negeri ini memiliki white tea, salah satu jenis teh premium yang dihargai tinggi di pasar global.

“White tea Indonesia itu mahal karena cara memetik dan mengolahnya sangat khusus,” tutur Prof. Keri.

(LIN)

spot_img

Berita Terbaru