CIAMIS,FOKUSJabar.id: Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ciamis, Andang Firman Triyadi, menegaskan keberanian untuk berubah dan berinovasi merupakan kunci dalam menghadapi dinamika sosial serta tantangan ekonomi masa kini.
Hal itu ia sampaikan saat membuka Muharam Creative Festival (MCF) 1447 Hijriyah yang digelar di Halaman Islamic Center Ciamis, Sabtu (12/07/2025). Festival ini digagas oleh Bale Galuh Rancage (BGR) dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam, dengan mengusung tema “Gerbang Menuju Kemandirian Ekonomi Umat.”
Baca Juga: Bupati Harap HDCI Ciamis Jadi Mitra Strategis Promosi Wisata Daerah
“Festival ini bukan sekadar perayaan, tapi menjadi ruang ekspresi kreativitas masyarakat. Khususnya generasi muda, untuk memperkuat semangat kolaborasi dan inovasi demi penguatan ekonomi umat,” ujar Andang dalam sambutannya.
Menurutnya, keberhasilan pembangunan ekonomi daerah terletak pada sinergi antara berbagai unsur masyarakat dalam skema pentahelix. Yakni unsut pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan media. Terutama, penguatan ekonomi lokal harus dimulai dari basis pelaku UMKM dan komunitas pesantren.
“Jangan lupa, justru kekuatan ekonomi sejati berasal dari 80 persen pelaku usaha kecil, bukan hanya dari segelintir pelaku utama. Di sinilah peran UMKM dan santri menjadi sangat penting,” jelasnya.
Andang menekankan, perubahan adalah bentuk nyata dari hijrah sebagaimana Rasulullah dahulu berpindah demi melindungi umat. Dalam konteks ini, kreativitas dan kolaborasi menjadi kunci menjawab tantangan global.
Pondasi Kebangkitan Ekonomi Daerah
Ia juga menyoroti pentingnya meningkatkan daya beli masyarakat dan menekan inflasi. Kemudian mendorong pertumbuhan PDB per kapita sebagai pondasi kebangkitan ekonomi daerah.
“Kami menyadari bahwa langkah awal selalu penuh tantangan. Tapi inisiatif seperti MCF ini menjadi titik terang. Insya Allah dalam dua hingga tiga tahun ke depan, gerakan semacam ini akan menjadi motor utama kebangkitan ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana MCF, Dede, menegaskan kegiatan ini menjadi bentuk “jihad ekonomi” melalui lahirnya ide-ide kreatif dari akar rumput.
“Dunia hari ini sedang menghadapi perang dalam berbagai bentuk: ide, pajak, hingga ekonomi. Maka rakyat harus mampu menciptakan solusi yang lahir dari kekuatan internal mereka sendiri,” ungkapnya.
Dede memaparkan, acara ini diikuti lebih dari 50 pelaku usaha yang terdiri dari UMKM, BUMD, perbankan syariah, OJK, lembaga keuangan, dan organisasi keagamaan. Sasaran utamanya adalah santri, pelajar, komunitas budaya, dan pelaku usaha dari wilayah Ciamis, Tasikmalaya, Banjar, hingga Pangandaran.
Festival ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari Bank Indonesia Tasikmalaya, OJK, BAZNAS, MUI, DMI, hingga Forum Pondok Pesantren Ciamis serta media lokal.
Berlangsung dari 10 hingga 17 Juli 2025, Muharam Creative Festival diisi dengan berbagai kegiatan inspiratif, antara lain:
- Bazar Ekonomi Pesantren, menampilkan produk unggulan santri dan UMKM
- Pekan Kreasi Santri dan Remaja, termasuk lomba pildacil, kaligrafi, busana muslim, hingga parade seni dakwah
- Talkshow Syariah dan Ekonomi Kreatif, menghadirkan pakar ekonomi syariah dan pegiat UMKM
- Santri Entrepreneurship Expo, menggali peluang usaha berbasis nilai Islami
- Aksi Sosial, berupa santunan anak yatim, wakaf alat ibadah, dan hibah Al-Qur’an
- Pagelaran Musik Religi, menampilkan grup musik religi dari pesantren di Ciamis dan Tasikmalaya
Melalui pendekatan spiritual, edukatif, dan kreatif, festival ini harapannya dapat menjadi tonggak terbentuknya ekosistem ekonomi umat. Tentunya yang berkelanjutan dan berbasis komunitas lokal.
(Nank Irawan)