spot_img
Jumat 11 Juli 2025
spot_img

Bupati Garut Dukung Gerakan Leuweung Hejo

GARUT,FOKUSJabar.id: Bupati Garut Jawa Barat (Jabar), Abdusy Syakur Amin mengikuti kegiatan gerakan Leuweung Hejo di Edu Wisata Perlebahan Gunung Guntur, Jalan Letjen Ibrahim Adjie, Kecamatan Tarogong Kaler, Jumat (11/7/2025).

Tujuan gerakan Leuweung Hejo untuk memperkuat upaya menjaga lingkungan.

BACA JUGA:

Viral di Medsos, Bupati Garut Tinjau Jembatan Cibera Cibalong

Bupati Garut mendukung terhadap program Gerakan Leuweung Hejo (penanaman pohon).

Menurut Dia, dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia menjadi penyebab utama terjadinya bencana alam.

“Saya perhatikan, bencana di Kabupaten Garut sebagian besar karena kerusakan lingkungan yang dibuat manusia,” kata Bupati Garut.

Syakur berharap, kegiatan penanaman pohon ini dapat menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga lingkungan.

“Pohon-pohon yang kita tanam harus dipelihara supaya tumbuh dan berkembang,” pesan Bupati Garut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) Kabupaten Garut, Jujun Juansyah Nurhakim menambahkan, kegiatan ini merupakan respons atas amanat Gubernur Jawa Barat terkait Gerakan Leuweung Hejo.

“Jadi Garut merespon amanat Pak Gubernur. Salah satunya penanaman pohon,” tegas Jujun.

BACA JUGA:

Nah Loh! Kades di Garut Bakal di Tes Urine Narkoba

Dia menyebut, sedikitnya 150 pohon ditanam dalam kegiatangerakan Leuweung Hejo. Menurutnya,penanaman akan dilakukan berkelanjutan di lokasi sumber mata air serta beberapa lahan yang telah disiapkan.

“Jenis pohon yang ditanam adalah tanaman keras (Beringin dan Trembesi) serta tanaman buah-buahan. Penanaman disesuaikan dengan kondisi tanah di masing-masing lokasi,” ungkapnya.

Jujun menegaskan, pemeliharaan pohon menjadi pekerjaan Dinas LH. Pihaknya akan bekerja sama dengan fungsi kehutanan.

“Kita akan tracking koordinat setiap pohon. Sehingga apa yang kita lakukan tidak hanya penanaman secara seremonial. Namun akan berdampak 5 tahun ke depan,” jelasnya.

BACA JUGA:

Gubernur Jabar Luncurkan Kurikulum ‘Nyaah ka Indung’ di Garut

Lahan yang digunakan saat ini adalah milik desa (lahan carik). Namun ke depannya akan melibatkan tanah masyarakat. Total luas lahan penanaman ini mencapai 3 hektar.

(Bambang Fouristian)

spot_img

Berita Terbaru