BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman nyata di Kota Bandung. Hingga pertengahan tahun 2025, Dinas Kesehatan mencatat sebanyak 1.653 kasus DBD dengan empat korban meninggal dunia.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan bahwa Pemerintah Kota tengah memperkuat program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus sebagai strategi utama memutus mata rantai penyebaran nyamuk Aedes aegypti vektor utama penyebar virus DBD.
“Kami tidak ingin penanganan hanya sektoral. Harus ecosentris, semua pihak mulai dari RT, RW, kader kesehatan, sampai perangkat wilayah harus aktif bergerak bersama,” kata Erwin, Kamis (10/7/2025).
Baca Juga: Sistem Trayek Angkot Bakal Dihapus, Pemkot Bandung Siapkan Angkot Cerdas
“Jumat 10 Menit” dan Satu Rumah Satu Jumantik
Dalam pelaksanaan PSN Plus, Pemkot menggalakkan gerakan “Jumat 10 Menit”, yakni rutinitas membersihkan lingkungan rumah setiap hari Jumat selama sepuluh menit untuk membasmi jentik nyamuk.
Selain itu, program “Satu Rumah Satu Jumantik” terus diperkuat. Setiap rumah ditunjuk memiliki Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang bertugas melakukan pemeriksaan berkala terhadap tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Teknologi Wolbachia Terbukti Efektif
Erwin juga memaparkan langkah Pemkot Bandung yang kini menerapkan teknologi biologis berbasis Wolbachia. Yakni bakteri alami yang disuntikkan ke nyamuk jantan untuk menghambat reproduksi nyamuk Aedes aegypti.
“Uji coba awal di Kecamatan Ujungberung menunjukkan hasil positif. Sekarang kita perluas ke Kiaracondong. Mengingat daerah tersebut padat penduduk dan banyak saluran air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” ujar Erwin.
Edukasi Masyarakat Jadi Kunci
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bandung, Sony Adam, menyatakan keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi dan kesadaran masyarakat.
Ia menyoroti kebiasaan sebagian warga yang melakukan penyemprotan (fogging) secara mandiri tanpa prosedur yang benar. Hal itu justru bisa menjadi tidak efektif.
“Fogging itu harus serentak dan menyeluruh. Kalau ada satu rumah menolak disemprot, maka nyamuk akan berpindah ke sana. Akhirnya malah sia-sia,” jelasnya.
Sony juga mengajak masyarakat untuk proaktif melaporkan lokasi rawan DBD, TPS liar, serta genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Ia juga mengimbau warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai dan saluran air.
“Kesehatan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Target kami adalah menjadikan Bandung lepas dari status endemis. Jika sekarang masih zona merah, semoga ke depan bisa berubah menjadi hijau,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni)