PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Suara kendang bergema memecah malam, lenggak-lenggok para penari ronggeng menghentak panggung, memukau ribuan pasang mata yang hadir dari berbagai penjuru desa. Namun malam itu bukan sekadar pertunjukan seni melainkan wujud nyata kedekatan Polres Pangandaran dengan masyarakat yang selama ini mereka lindungi dan layani.
Perayaan Hari Bhayangkara tahun ini diwarnai oleh pertunjukan seni tradisional Ronggeng Gunung, yang menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan warisan budaya lokal. Warga dari berbagai kalangan anak-anak, remaja, orang tua larut dalam atmosfer yang penuh tawa, nostalgia, dan keharuan.
“Ini bukan sekadar perayaan, tapi bentuk nyata kedekatan kami dengan warga. Polisi bukan cuma penegak hukum, tapi juga bagian dari rakyat,” ucap Kapolres Pangandaran, AKBP Mujianto, penuh semangat.
Euforia memuncak ketika beberapa warga naik ke atas panggung dan menari bersama ronggeng. Tangis bahagia pecah dari Euis (46), warga Desa Pananjung, yang mengaku tersentuh melihat budaya yang dulu ia nikmati semasa kecil kini kembali hadir untuk anak-anaknya.
“Sudah lama nggak ada hiburan begini. Apalagi ronggeng, waktu kecil saya sering nonton di kampung. Sekarang anak saya juga bisa merasakannya,” tutur Euis dengan mata berkaca-kaca.
Lebih dari sekadar hiburan, perayaan tersebut juga meriah dengan keberadaan pameran UMKM lokal dan bazar makanan rakyat. Serta layanan kesehatan gratis yang terbuka untuk seluruh masyarakat. Semua fasilitas ini disediakan tanpa biaya sepeser pun, sebagai wujud nyata semangat “Bersama Rakyat, Bhayangkara Kuat”.
Ronggeng Gunung, yang dulu hanya menghiasi panggung-panggung desa, malam itu menjelma menjadi jembatan emosional antara aparat dan rakyat. Antara masa lalu dan masa depan.
(Sajidin)